Paradigma Job-Seeker Harus Diubah Jadi Job-Creator

Selasa, 10 Desember 2019 - 20:30 WIB
Paradigma Job-Seeker Harus Diubah Jadi Job-Creator
Instiper Yogyakarta menggelar upacara Dies Natalis ke 61 di Grha Instiper Jalan Nangka, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Selasa (10/12/2019). FOTO :SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
SLEMAN - Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), Rulli Nuryanto mengatakan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 - 2024 menargetkan rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,55% - 3,95%.

Untuk itu terus berupaya mengembangkan Kewirausahaan dikalangan masyarakat khususnya pemuda dan mahasiswa. Khusus untuk mahasiswa, maka perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting. Sebab tanpa peran pendidikan, target tersebut akan sangat sulit tercapai.

"Perguruan Tinggi jangan lagi menyiapkan para lulusan hanya sebagai para pencari kerja, karena peran itu, perlahan mulai tergantikan oleh sekolah menengah kejuruan. Perguruan tinggi harus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru, sebagaimana ditegaskan Presiden Joko Widodo dalam pidato pelantikannya," kata Rulli dalam pidato dies natalis ke 61 Instiper Yogyakarta, di Grha Instiper Jalan Nangka, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Selasa (10/12/2019).

Rulli menjelaskan peran pendidikan, khususnya perguruan tinggi dalam membentuk wirausahawan dapat dimulai dengan, menjadikan kewirausahaan sebagai salah satu muatan wajib dalam kurikulum yang diberikan. Kemudian membentuk pusat kewirausahaan kampus, baik sebagai institusi kampus ataupun berupa lembaga kemahasiswaan,

Peran penting lainnya adalah adanya unit usaha untuk mahasiswa. Upaya ini dapat melalui koperasi mahasiswa sebagai tempat untuk meraih pengalaman berharga bagi mahasiswa sebelum terjun membuka usaha secara mandiri. Masih banyak lagi peran ataupun strategi yang dapat dikembangkan oleh perguruan tinggi dalam membentuk entrepreneur dikalangan mahasiswanya.

“Karena itu paradigma bahwa setelah lulus pontang-panting mencari pekerjaan haruslah dirubah. Paradigma job-seeker harus diubah menjadi job-creator dan dunia,” paparnya.

Menurutnya seorang sarjana seharusnya memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi seorang entrepreneur ata / wirausahawan, karena memiliki kemampuan intelektual dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan seorang yang tidak terdidik. Pengetahuan dan keterampilan mengolah sumber daya adalah modal dasar untuk menjadi entrepreneur. Ide dan gagasan untuk berwirausaha, akan lahir dari adanya pengetahuan tentang bagaimana mengolah sumber daya yang ada dan untuk mengelola sumber daya perlu adanya keterampilan.

“Entrepreneur yang memiliki potensi sukses, adalah mereka yang mengerti bagaimana memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teori sebagai landasan berpikir,” tandasnya.

Rektor Instiper Yogyakarta Harsawardana dalam sambutanya mengatakan Instiper sebagai perguruan tinggi terus mengikuti perkembangan zaman. Adanya revolusi industry 4.0 telah menjadi tantangan eksternal yang harus senantiasa ditanggapi dengan bijaksana. Penyesuaian sistem pendidikan, kurikulum, maupun tatanan organisasi perguruan tinggi.
.
Revolusi industry 4.0 juga memungkinkan setiap orang untuk berkembang dengan adanya keberlimpahan teknologi. Kesempatan untuk menjadi entrepreneur juga menjadi semakin besar. Oleh karenanya selain kurikulum yang telah ada, kami siapkan pula mahasiswa dengan pengayaan pengetahuan di bidang perkembangan teknologi dan kewirausahaan.

“Instiper saat ini memiliki komitmen, bahwa di samping menyiapkan lulusannya untuk mampu bekerja di berbagai industri besar, menengah, kecil dan mikro serta organisasi lembaga pemerintah dan swasta lainnya, Instiper juga menyiapkan lulusan untuk bisa menjadi wirausahawan berbasis teknologi, technopreneurship," terangnya.

Instiper juga telah mendirikan tujuh pusat riset dan inovasi di bidang agroindustry serta dua pusat sains untuk mempercepat penyelenggaraan 4.0 tersebut serta memberikan kesempatan bagi kelompok-kelompok mahasiswa untuk menyalurkan minat atau hobinya melalui UKM dan kelembagaan mahasiswa, robotic academy, drone academy, dan kelompok barista.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9798 seconds (0.1#10.140)