Makanan Berformalin Masih Beredar di Gunungkidul

Senin, 09 Desember 2019 - 18:48 WIB
Makanan Berformalin Masih Beredar di Gunungkidul
Petugas BBPOM DIY saat melakuan pengecekan makanan. FOTO :SINDOnews/Suharjon
A A A
GUNUNGKIDUL - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY terus melakukan pengecekan dan pemeriksaan makanan yang beredar di pasar secara berkala.

Siang tadi, (9/12/2019) BBPOM DIY kembali menemukan makan yang mengandung bahan pengawet atau formalin saat pemeriksaan di Pasar Argosari, Wonosari.

Tim BBPOM langsung masuk pasar tradisional terbesar di Gunungkidul tersebut. Mereka mulai melihat dan curiga dengan 13 sampel makanan. Saat dilakukan uji laboratorium di mobil BBPOM ada tiga jenis makanan yang positif menggunakan bahan berbahaya yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat tersebut.

Petugas dari Bidang Informasi dan Komunikasi, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY, Wulandari mengatakan, upaya melakukan pengawasan merupakan langkah rutin BBPOM DIY. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesadaran masyarakat, terutama pedagang untuk menggunakan bahan yang aman dan tidak berbahaya.

"Namun memang masih ada pedagang yang nekat menggunakan bahan berbahaya. Di Wonosari ini tadi ada tiga yang terbukti mengandung formalin kalau sampel lainnya aman," terangnya kepada wartawan, Senin (9/12/2019).

Dijelaskannya, ketiga makanan yang mengandung formalin tersebut adalah ikan asin, nasi ikan teri serta cumi cumi. Petugas kemudian melakukan pembinaan kepada pedagang."Namun barang memang dari luar Gunungkidul jadi kesulitan kami untuk melakukan pembinaan," katanya.

Selian formalin, petugas tidak menemukan bahan berbahaya lainnya. Biasanya lanjutnya, saat pemeriksaan makanan juga ditemukan bahan berbahaya seperti rodhamin B.

"Kesadaran pedagang sudah bagus. Semua tadi menggunakan bahan pewarna makanan yang aman. Kalau dulu ada pewarna tekstil sekarang sudah tidak ada," bebernya.

Dia berharap kesadaran pedagang di pasar Argosari terus dijaga. Dengan demikian sajian dagangan makanan yang dijual aman untuk kesehatan masyarakat.

"Formalin juga berbahaya. Jika lama dikonsumsi bisa menyebabkan kanker," pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9354 seconds (0.1#10.140)