RTDW Tayang Perdana, Budayawan: Mari Martabatkan Film Indonesia!

Sabtu, 07 Desember 2019 - 23:20 WIB
RTDW Tayang Perdana, Budayawan: Mari Martabatkan Film Indonesia!
Sejumlah bintang film Rembulan Tenggelam di Wajahmu hadir dalam pemutaran perdana di gedung bioskop DP Mall XXI Semarang, Sabtu (7/12/2019). FOTO : SINDOnews/Antoni
A A A
SEMARANG - Film Rembulan Tenggelam Di Wajahmu (RTDW) di Kota Semarang disambut antusias masyarakat terutama generasi milenial dalam pemutaran perdana di DP Mall XXI, Sabtu (7/12/2019) sore.

Apalagi mereka bisa menyaksikan langsung bersama sejumlah artis film yang diadaptasi dari novel Tere Liye, di antaranya Ariyo Wahab, Arifin Putra, Donny Alamsyah, Bio One, dan Anya Geraldine.

Yang menarik, sebelum pemutaran film, ada sepenggal pesan yang disampaikan oleh budayawan Kota Semarang, Prie GS. Dia mengajak para pemeran dan pendukung film Rembulan Tenggelan di Wajahmu untuk menjaga martabat film Indonesia.

“Mari kita memartabatkan film Indonesia, karena di tangan Anda sebetulnya bangsa ini akan bermartabat. Doa saya untuk Daniel (sutradara) dan One (aktor) terima kasih sudah mempercayakan. Terima kasih,” ajak Prie GS

Film Rembulan Tenggelam di Wajahmu ini memang sangat ditunggu masyarakat Semarang. Pasalnya, pengambilan syuting film dilakukan di beberapa lokasi di Kota Semarang, seperti kawasan Kota Lama, RS Telogorejo, Permata Puri Ngaliyan, Pelabuhan Tanjung Emas dan tempat-tempat bernuansa kono lainnya.

Menurut Sutradara Daniel Rifki, banyaknya gedung-gedung tua eksotis di Kota Semarang menjadi salah satu alasan dipilihnya Semarang sebagai latar tempat film tersebut.

“Kota Semarang menjadi daya tarik, karena ada setting-setting kuno, rumah kuno, gedung kuno, terutama di Kota Lama Semarang, banyak gedung tua yang masih terawat,” kata Daniel.

Film produksi Max Pictures bergenre drama ini menceritakan kisah hidup Ray, seorang pemilik perusahaan raksasa yang sedang sekarat. Di usianya 60 tahun dan telah melewati banyak hal yang membawanya kepada posisinya yang sekarang, kaya raya, terpandang, disegani. Namun dalam kesendirian dan sakit.

Dalam keadaan antara hidup dan mati di rumah sakit, seseorang dengan wajah teduh datang dan membawa Ray untuk “kembali”. Kembali menyusuri hidupnya dan masa lalunya. Dan, kembali menemukan lima pertanyaan yang pernah ia teriakkan kepada Tuhan.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6350 seconds (0.1#10.140)