Saudi Bangun 60.000 Toilet Bertingkat di Mina untuk Haji 2020

Selasa, 03 Desember 2019 - 18:20 WIB
Saudi Bangun 60.000 Toilet Bertingkat di Mina untuk Haji 2020
Menag Facrul Razi meninjau perkemahan jamaah haji di Mina, Kota Mekkah, Arab Saudi, Senin (2/12/2019). FOTO/HUMAS KEMENAG
A A A
MEKKAH - Pemerintah Arab Saudi menepati janji untuk meningkatkan kualitas layanan di Mina. Sebanyak 60.000 toilet bertingkat akan dibangun untuk musim haji 1441 H/2020 M.

Rencana ini terungkap dalam pembahasan MoU Penyelenggaraan Ibadah Haji 1441H/2020M antara Menteri Agama Fachrul Razi dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Muhammad Saleh bin Thahir Benten di Mekkah.

"Saudi akan membangun 60.000 toilet bertingkat di Mina untuk semua negara. Menteri Agama Fachrul Razi sudah menyampaikan permintaaan ke pihak Saudi agar kawasan tenda yang biasa ditempati jamaah haji Indonesia didahulukan pembangunan toilet bertingkatnya," kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis usai mendampingi Menag Fachrul dalam penandatanganan MoU Penyelenggaraan Ibadah Haji 1441H/2020M di Mekkah, Senin (2/12/2019) malam.

Menurut Sri Ilham, pembangunan toilet di Arafah dan Mina memang menjadi salah satu usulan Indonesia yang dibahas bersama Kementerian Haji dan Umrah. Keberadaan toilet bertingkat yang telah dibangun di Muzdalifah terbukti dapat mengurangi antrean. "Karenanya, kami berharap toilet bertingkat juga dibangun di Arafah dan Mina guna meningkatkan kenyamanan jamaah haji dan mengurangi antrean," tutur Sri Ilham.

"Gayung bersambut, Pemerintah Saudi tahun ini sudah akan mulai membangun toilet bertingkat dengan jumlah mencapai 60.000," katanya.

Usulan tentang pentingnya perbaikan layanan di Mina terus disuarakan Kementerian Agama. Terakhir, pada akhir musim haji 1440H/2019M, digelar pertemuan antara Menteri Agama saat itu (Lukman Hakim Saifuddin) dengan Gubernur Mekkah Khalid al Faisal bin Abdulaziz. Pertemuan berlangsung kurang lebih 15 menit di Imarat-Makkah, Mina, 12 Agustus 2019.

Gubernur Mekkah saat itu mengatakan bahwa sudah dibentuk Lembaga atau Dewan Khusus proyek Mina dan Arafah. Dewan ini diketuai langsung oleh Putra Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman.

Selain perbaikan fasilitas di Mina, berikut ini sejumlah usulan Indonesia dalam Pembahasan MoU Penyelenggaraan Ibadah Haji 1441H/2020M.

1. Penundaan Biaya Penerbitan Visa Jamaah Haji Indonesia
Pada pelaksanaan ibadah haji 1441H/2020M, jamaah haji akan dikenakan biaya penerbitan visa sebesar SAR300. Kebijakan ini terasa berat oleh Pemerintah Indonesia bila diterapkan tahun ini, karena belum ada persiapan dalam penyusunan anggaran dan belum ada sosialisasi yang cukup kepada calon jamaah haji Indonesia.

"Pemerintah Indonesia meminta agar kebijakan tersebut ditunda dan tidak dikenakan kepada jemaah haji Indonesia untuk tahun ini," kata Sri Ilham.

2. Penghapusan Gelang Tangan Barcode Jamaah Haji
Sejak 1438H/2017M, Kementerian Haji dan umrah Saudi menerapkan kebijakan bahwa jamaah haji Indonesia wajib menggunakan gelang tangan barcode. Kebijakan ini tidak optimal karena barcode dan gelang yang telah dicetak mudah rusak saat terkena keringat dan air. Padahal, Pemerintah Indonesia sudah lama membekali jamaah haji Indonesia dengan gelang identitas dari bahan stainless agar tidak mudah rusak dan bahkan terhadap api.

"Kami minta agar kebijakan gelang tangan barcode ini dicabut dan jamaah haji Indonesia cukup gunakan gelang dari bahan stainless," ujarnya.

3. Fast Track untuk seluruh jamaah haji Indonesia
Layanan fast track untuk 70.000 jamaah haji Indonesia yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta diberlakukan sejak musim haji 1439H/2018M. Layanan ini terbukti sangat membantu dan mengurangi tingkat kelelahan jamaah haji. "Kami harap layanan ini diperluas untuk jamaah haji di seluruh embarkasi di Indonesia dan tanpa tambahan biaya," ucap Sri Ilham.

4. Perluasan Program Iyab untuk seluruh Kloter
Tahun 1440H, maskapai Saudi menerapkan Program Iyab untuk sebagian kloter jamaah haji Indonesia. Melalui program ini, ketika akan meninggalkan bandara Jeddah atau Madinah ke Tanah Air, jamaah tidak melakukan proses keimigrasian seperti perekaman biometrik, sidik jari dan lainnya. Setibanya di bandara, jamaah bisa langsung masuk pesawat.

Program ini dinilai baik dan meningkatkan kenyamanan jemaah pada fase kepulangan. "Kami meminta agar program ini bisa diterapkan untuk semua kloter baik, yang dipulangkan dengan Saudi Airlines maupun Garuda Indonesia," kata Sri Ilham.

5. Penempatan Jamaah di Armina Berdasarkan Zonasi di Mekkah
Sejak 2019, Indonesia menerapkan sistem zonasi dalam penempatan jamaah haji di Mekkah. Penempatan dengan sistem zonazi ini juga diberlakukan di Arafah dan Mina. "Kami minta agar hal sama diberlakukan untuk musim haji tahun ini," ucap Sri Ilham.

6. Transportasi Jamaah di Mina
Setiap tahun, selalu saja ada jamaah haji Indonesia yang menempati kawasan perluasan Mina dengan jarak lebih 8 km dari jamarat. Jarak yang jauh ini membuat jamaah kelelahan. "Kami usul agar disediakan layanan transportasi pergi pulang dari kawasan perluasan Mina ke Jamarat," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3976 seconds (0.1#10.140)