Pengamat: Pencalonan Gibran di Pilwalkot Solo Berikan Tren Oligarki

Senin, 02 Desember 2019 - 14:30 WIB
Pengamat: Pencalonan Gibran di Pilwalkot Solo Berikan Tren Oligarki
Pengamat politik Undip M Yulianto, seusai berbicara dalam diskusi Prime Topic MNC Trijaya FM di Gets Hotel Semarang, Senin (2/12/2019). FOTO: SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Pengamat politik Undip, M Yulianto menilai rencana Gibran Rakabuming Raka maju di pemilihan wali kota (Pilwalkot) Solo 2020 dalam konteks demokrasi sah-sah saja. Asalkan telah memenuhi kualitas, kapasitas, intergritas.

“Sebenarnya dalam konteks demokrasi, (Gibran maju Pilkada) sah dan boleh. Tetapi kalau kualitas, kapasitas, intergritasnya memenuhi tidak masalah,” ungkap Yulianto saat ditemui SINDOnews, usai diskusi Prime Topic MNC Trijaya di Loby Gets Hotel Semarang, Senin (2/12/2019).

Namun di sisi lain, kata dia, pencalonan Gibran tersebut akan memberikan tren dinasti politik di keluarga (oligarki) penguasaan kelompok tertentu berbasis pada dinasti keluarga.

“Karena itu juga bisa, itu juga ada di Sumatera. Kemudian di Solo dan nanti itu akan diikuti tokoh-tokoh politik dari PDI Perjuangan yang membangun plan-plan keluarga di situ,” ungkapnya.

Yulianto mengutarakan, jika hal tersebut diluruhkan hanya karena kekuatan plan politik yang sedang dominan di partai PDI Perjuangan, dia menyayangkan itu yang terjadi.

“Dan itu merusak sistem yang sudah dibangun oleh PDI Perjuangan barangkali yang itu dipertahankan dengan loyal oleh pengurus kabupaten/kota dan povinsi.

“Ini artinya apa? ini bagian dari manajemen partai yang harus di kritisi, jangan mentang-mentang atau jangan seolah-olah karena punya power yang besar kemudian merusak mekanisme sistem yang di desain oleh partai dengan baik,” tandasnya.

Pasalnya, modernisasi partai salah satunya ditentukan oleh sistem yang dibangun dan komitmen menjalankan sistem itu.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4137 seconds (0.1#10.140)