Korban Seks ISIS Dikonfrontasikan dengan Pemerkosanya

Senin, 02 Desember 2019 - 12:43 WIB
Korban Seks ISIS Dikonfrontasikan dengan Pemerkosanya
Wanita Yazidi yang pernah dijadikan budak seks oleh kelompok ISIS dikonfrontasikan dengan anggota ISIS yang pernah memerkosanya. Foto/news.com.au
A A A
BAGHDAD - Seorang wanita yang pernah menjadi korban seks oleh kelompok ISIS dikonfrontasikan dengan militan ISIS yang memerkosanya. Konfrontasi terbuka difasilitasi badan intelijen Irak dan rekamannya disiarkan stasiun televisi Irak tadi malam.

Wanita Yazidi bernama Ashwaq Hajji Hameed ini sebenarnya sudah melarikan diri ke Jerman untuk memulai hidup baru. Namun, di negara suaka itu dia justru bertemu militan ISIS yang pernah memerkosanya di sebuah jalan. Kejadian itu membuatnya memilih kembali ke Irak.

Ashwaq Hajji Hameed telah diculik, dijual sebagai budak dan dianiaya pada usia 14 tahun. Pada tahun lalu, dia mengungkapkan bahwa pemerkosanya, Abu Humam, juga mengungsi ke Jerman dan mereka bertemu di jalan.

Abu Humam saat itu menghentikannya di jalan di Stuttgart dan mengatakan bahwa dia tahu di mana wanita itu tinggal. Kejadian itu membuat Ashwaq memilih meninggalkan Jerman karena merasa lebih baik tinggal di kamp pengungsian di Irak bersama ayahnya.

Pada konfrontasi dramatis, Ashwaq dengan marah meminta Abu Humam mengangkat kepalanya dan menatap matanya.

Tetapi militan ISIS yang pengecut itu tidak berani. Ashwaq yang emosi bertanya kepada si pemerkosa tersebut; "Mengapa Anda melakukan itu pada saya?".

Terkejut oleh pertemuan itu, Ashwaq jatuh ke lantai. Dalam rekaman video klip yang telah menyebar di media sosial tersebut, Ashwaq mengatakan; “Angkat kepala Anda. Mengapa Anda melakukan itu pada saya? Mengapa? Karena saya Yazidi?"

“Saya berumur 14 tahun ketika Anda memperkosa saya. Angkat kepala Anda," teriak Ashwaq.

"Apakah Anda mempunyai saudara perempuan? Apakah Anda punya perasaan? Apakah Anda punya kehormatan? Saya berumur 14 tahun. Usia putri Anda! Usia anak Anda! Usia saudara Anda!"

"Anda telah menghancurkan hidup saya. Anda mengambil semuanya dari saya. Semua yang saya impikan," lanjut Ashwaq, seperti dikutip news.com.au, Senin (2/12/2019).

"Tapi sekarang Anda tahu apa itu siksaan, bagaimana rasanya disiksa, apa itu kesepian. Jika Anda memiliki perasaan, Anda tidak akan memerkosa saya ketika saya berusia 14 tahun," imbuh dia. "Saya adalah usia putra Anda, usia putri Anda."

Penahanan militan ISIS itu diharapkan bisa mengobati derita Ashwaq. Belum jelas bagaimana anggota ISIS itu bisa dipenjara di Irak.

Tetapi otoritas Jerman sebelumnya telah berjanji untuk melakukan penyelidikan setelah Ashwaq mengungkapkan bahwa dia telah bertemu dengan militan ISIS yang memerkosanya di Stuttgart.

Pada tahun 2018, wanita Yazidi itu berbicara dalam video Facebook, yang mana dia mengatakan bahwa dia telah melihat Abu Humam pada tahun 2016 dan kemudian bertemu lagi dua tahun kemudian di Schwäbisch Gmünd di Jerman barat daya.

Dia memberi tahu polisi dan petugas suaka tentang pertemuan itu. Meskipun para petugas telah mengidentifikasi pria itu dari CCTV, mereka mengaku tidak ada yang bisa mereka lakukan karena pria itu juga terdaftar sebagai pengungsi.

Dalam serangan terhadap etnik Yazidi Irak tahun 2014 yang oleh PBB dikategorikan sebagai genosida, ISIS menyerbu wilayah Sinjar di Irak, wilayah yang jadi rumah bagi ratusan ribu orang Yazidi. Di wilayah itulah kelompok teroris ini membantai ribuan orang dan memperbudak para wanita.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6804 seconds (0.1#10.140)