Milenial Desak Keseriusan Pemerintah Tangani Mitigasi Perubahan Iklim

Senin, 02 Desember 2019 - 11:39 WIB
Milenial Desak Keseriusan Pemerintah Tangani Mitigasi Perubahan Iklim
Generasi milenial mendesak agar pemerintah lebih serius dalam melakukan mitigasi dampak perubahan iklim sehingga tidak merugikan masyarakat luas. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ancaman dampak perubahan iklim kian dirasakan masyarakat di tanah air. Salah satunya cuaca ekstrem seperti kemarau panjang yang terjadi sepanjang tahun ini. Kondisi ini berdampak pada banyak hal di antaranya perubahan pola tanam bagi petani, kekeringan panjang, hingga gelombang panas esktrem.

Hal ini menjadi kekhawatiran bagi para generasi milenial. Mereka mendesak agar pemerintah lebih serius dalam melakukan mitigasi dampak perubahan iklim sehingga tidak merugikan masyarakat luas.

"Kami menilai jika hingga saat ini belum ada kerja sama solid antara kementerian/Lembaga (K/L) dalam menangani mitigasi dampak perubahan iklim di tanah air," ujar Ketua Gerbang Tani Idham Arsyad, dalam Diskusi Suara Millennials untuk Aksi Iklim: Menuju COP-25 di Bakoel Koffie, Cikini, akhir pekan lalu.

Selain Idham Arsyad, diskusi tersebut juga dihadiri Dr Mahawan Karuniasa (APIK Indonesia Network), Idham Arsyad (Gerbang Tani), Putri Potabuga, Usep Saiful Kamal, Priyaji Agung Pambudi dan Riko Wahyudi serta Billy Ariez sebagai moderatornya.

Dia menjelaskan bahaya dampak perubahan iklim belum menjadi kesadaran Bersama di kalangan masyarakat. Sebagian masyarakat menurutnya masih memandang perubahan iklim masih menjadi isu elit yang tidak butuh aksi nyata di lapangan. Padahal dampak perubahan iklim telah nyata dirasakan seperti pola cuaca yang tak menentu, cuaca ekstrem baik kemarau Panjang maupun hujan dengan skala berat.

"Apalagi saat ini kita memulai masuk musim penghujan di mana potensi bahaya banjir, anging puting beliung, hingga longsor akan mengancam. Sebagian dari hal tersebut merupakan bagian dari dampak perubahan iklim global yang kian tak menentu," katanya.

Idham berharap agar pemerintah benar-benar serius dalam menangani dampak perubahan iklim tersebut. Berbagai forum internasional yang membahas mitigasi bencana akibat perubahan iklim harus menjadi forum bagi Indonesia untuk menuntut keadilan global. Menurutnya, Indonesia sebenarnya hanya menjadi wilayah terdampak perubahan yang dituntut komunitas internasional melakukan penyelamatan karena menjadi paru-paru dunia.

"Indonesia harus berani menyuarakan keadilan global. Hanya karena kita punya hutan dituntut harus berpartisipasi menjaga iklim, sementara petani di negara maju yang banyak merusak. Mereka harus bertanggung jawab lebih dahulu," tegasnya.

Aktivis Lingkungan Putri Potabuga dalam kesempatan tersebut mengajak para milenal ikut bersuara dalam memerangi bahaya dampak perubahan iklim. Menurutnya, para milenal bisa memanfaatkan media sosial untuk bersuara. “Bahaya dampak perubahan iklim merupakan ancaman nyata. Para millenal harus menyuarakan hal tersebut agar bisa menjadi kesadaran Bersama,” ujarnya.

Putri juga mengajak para milenal melakukan aksi nyata dalam meminimalkan bahaya dampak perubahan iklim. Aksi nyata tersebut bisa berupa langkah kecil seperti meminimalkan penggunaan berbagai bahan plastik dalam kehidupan sehari-hari. "Mulai dengan langkah kecil seperti membawa tumbler air minum, menganti sedotan plastik dengan bahan ramah lingkungan, maupun langkah kecil lainnya." katanya.

Untuk diketahui diskusi ini merupakan rangkaian kegiatan dalam menuju United Nation (UN) Climate Change Confrence (COP) ke-25 di Madrid Spanyal yang akan mulai digelar Senin hingga Jumat (2-13/12). Dalam forum PBB tersebut dibahas berbagai hal terkait langkah penanggulangan bahaya dampak perubahan iklim global.

Indonesia sendiri melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turut berpartisipasi dalam forum tersebut dengan mengirimkan delegasi dan mendirikan paviliun yang berisi tentang berbagai aksi nyata Indonesia dalam memerangi perubahan iklim global. Pembukaan paviliun itu sendiri akan dilakukan Wakil Ketua DPR bidang Koordinator Kesra Muhaimin Iskandar.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4443 seconds (0.1#10.140)