GrabExpress Latih Pemasaran Digital bagi 100 Wirausahawan Mikro

Kamis, 28 November 2019 - 16:58 WIB
GrabExpress Latih Pemasaran Digital bagi 100 Wirausahawan Mikro
Head of GrabExpress, Grab Indonesia, TyasWidyastuti (tengah) saat menunjukkan fitur baru GrabExpress di Semarang, Kamis (28/11/2019). FOTO : SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Layanan pengiriman barang punya peran vital bagi pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah. Atas dasar tersebut, GrabExpress, sebuah layanan kurir instan milik Grab memberikan pelatihan seputar pemasaran digital dan fotografi produk kepada lebih dari 100 wirausahawan mikro di Semarang, Kamis (28/11/2019).

Dalam kegiatan bertema #TambahSukses dengan GrabExpress" ini, GrabExpress juga memperkenalkan 5 fitur baru yang akan membantu akselerasi bisnis wirausahawan mikro di Jawa Tengah agar lebih efisien, dan memastikan mereka dapat menikmati manfaat dari ekonomi digital. Ke lima fitur itu meliputi, layanan Bukti Pengiriman dan Pelacakan Langsung, Nalangin, Paket Hemat, GrabExpress Car, serta pemesanan Via Web.

Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, per tahun 2017 ada sekitar 63 juta unit UMKM, atau naik 2,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari total UMKM tersebut, yang paling banyak adalah usaha mikro sejumlah 62 juta unit usaha atau mencapai 98,70 persen dari total UMKM di Indonesia.

Di sisi lain, usaha jenis ini juga memiliki keterbatasan yang perlu jadi perhatian. Analisis Sensus Ekonomi 2016-Lanjutan yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik, mencatat bahwa salah satu keterbatasannya adalah soal kemampuan dan pengetahuan sumber daya manusia, serta minimnya akses teknologi

Head of GrabExpress, Grab Indonesia, Tyas Widyastuti mengatakan mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia. Kondisi ini menunjukkan bahwa usaha perdagangan elektronik memiliki nilai ekonomi bagus, sehingga harus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha, khususnya UMKM.

“Kami yakin ketersediaan layanan pengiriman berbasis teknologi seperti GrabExpress akan memberikan manfaat bagi pelaku bisnis online, baik pada pertumbuhan bisnis UMKM itu sendiri, maupun pada perekonomian nasional,” kata Tyas.

Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan misi 2025 ‘Grab for Good’ dalam hal pengembangan sumber daya manusia agar memiliki kapabilitas yang diperlukan di era Revolusi Industri 4.0, khususnya untuk para pelaku bisnis UMKM.

“Harapan kami, para pelaku bisnis UMKM ini dapat menikmati manfaat dari hadirnya ekonomi digital, salah satunya melalui layanan GrabExpress, untuk memasarkan hasil usahanya kepada para pelanggan dengan aman, cepat dan mudah,” ujarnya.

Wakil Ketua Kadin Semarang bidang Keorganisasian, Keanggotaan dan Kelembagaan, Mahar Soedjana menyatakan, pihaknya selalu berkomitmen untuk terlibat dalam pemberdayaan UMKM di Kota Semarang.

“Saya mengapresiasi GrabExpress yang tidak hanya menyediakan teknologi untuk memudahkan logistik wirausahawan, tapi juga memberikan pelatihan yang akan terus memperkaya pengetahuan mereka,” kata Mahar.

“Saya berharap, pelatihan ini dapat membuat iklim wirausaha yang positif di Kota Semarang. Jika UMKM berkembang, maka nantinya ekonomi masyarakat juga akan terus meningkat. Pelatihan-pelatihan seperti ini ditujukan untuk melatih agar produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan yang lainnya," harapnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, FX Bambang Suranggono mengapresiasi GrabExpress yang telah berkontribusi terhadap perkembangan dan pertumbuhan UMKM di Kota Semarang.

“Sejalan dengan visi kami untuk menjadikan Semarang sebagai kota UMKM di tahun 2020, kami berkomitmen ingin terus memberikan fasilitasi bagi para pelaku UMKM di Kota Semarang termasuk pendampingan, promosi, pemasaran, pemberian dan modal usaha,” tandas Bambang.

“GrabExpress memberi harapan baru bagi perkembangan bisnis agar dapat menjangkau lebih banyak pelanggan dan mengembangkan usaha mereka, dengan layanan logistik yang cepat, aman dan mudah," tandasnya.

Pelatihan ini juga diharapkan dapat membuka jalan untuk mengatasi keterbatasan dalam hal kemampuan sumber daya manusia dan persoalan akses teknologi. Berdasarkan laporan Sensus Ekonomi 2016 - Potensi Usaha Mikro Kecil Jawa Tengah oleh Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, Semarang termasuk kota ke-4 terbesar dalam hal persentase jumlah Usaha Mikro Kecil (UMK). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Semarang pada 2018 mencapai Rp 174,65 triliun[, dan memberikan kontribusi besar kepada PDRB Jawa Tengah yang totalnya pada 2018 mencapai Rp 1.268,7 triliun

Sementara dalam pelatihan di Semarang, para wirausahawan mikro dilatih oleh Milatina N. H, pemilik bisnis mode online Zappelinshop dan Muchamad Noor Eva, Fotografer dan Pendiri Komunitas Fotografer Semarang yang berbagi mengenai pemasaran digital dan juga fotografi produk.

Melalui pelatihan ini diaharapkan agar peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik untuk dapat bersaing di era Industri 4.0.

Pelatihan ini juga diharapkan dapat membuka jalan untuk mengatasi keterbatasan dalam hal kemampuan sumber daya manusia dan persoalan akses teknologi.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.6139 seconds (0.1#10.140)