SDM Kunci Pengembangan Sektor Pertanian

Rabu, 27 November 2019 - 20:50 WIB
SDM Kunci Pengembangan Sektor Pertanian
Pembukaan Simposia Nasional Pendidikan Vokasi 2019 dan Lokakarya Politeknik Pertanian di Hotel Royal Ambarukmo Yogya, Rabu (27/11/2019). FOTO/SINDOnews/AINUN NAJIB
A A A
YOGYAKARTA - Pembangunan sumber daya manusia adalah salah satu kunci pengungkit produktivitas pertanian di samping sarana prasarana dan inovasi teknologi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi menyebut untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang paling penting adalah pemberdayaan sumber daya manusia pertanian.

"Kenapa, karena sumber daya manusia pertanian yang profesional, yang hebat itu, dia yang akan men-drive infrastruktur inovasi teknologi pembangunan pertanian," katanya usai pembukaan Simposia Nasional Pendidikan Vokasi 2019 dan Lokakarya Politeknik Pertanian di Hotel Royal Ambarukmo Yogya, Rabu (27/11/2019).

Karena itu, lanjut Deni, pendidikan vokasi menjadi kebutuhan mutlak untuk menciptakan para sumber daya manusia pertanian yang profesional, yang mandiri dan berjiwa entrepreneur. "Jika sumber daya manusia pertanian sudah profesional, mandiri dan berjiwa entrepreneur, maka cita-cita kita menjadi lumbung pangan dunia pasti tercapai tidak sebatas mimpi. Tapi memang kuncinya adalah sumber daya manusia pertanian yang handal," katanya.

Deni menambahkan, paradigma pendidikan vokasi sangat dibutuhkan untuk menghadapi kompetensi yang cukup tinggi bagi para lulusan yang nantinya menjadi job seeker dan job creator.

Tantangan lainnya terkait dengan jumlah petani muda yang setiap tahun terus menurun. Berdasarkan hasil analisis terhadap data Sensus Pertanian 2003–2013, dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja pertanian didominasi tenaga kerja usia tua lebih dari 40 tahun. "Tenaga kerja usia muda jumlahnya tidak banyak dan cenderung merosot dibandingkan 10 tahun sebelumnya," ujarnya.

Menurut Deni, di sinilah pendidikan vokasi pertanian berperan. Pendidikan vokasi mempersiapkan generasi muda pertanian supaya siap bekerja dan memiliki kompetensi yang spesifik. "Pusat Pendidikan Pertanian di bawah Kementerian Pertanian, bertanggung jawab untuk menciptakan lulusan yang professional, kompeten, dan berjiwa wirausaha," katanya.

Sementara itu, mantan Rektor Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogya, Purwadi yang hadir sebagai salah satu narasumber dalam acara itu menyebut dibanding ekspor migas, ekspor nonmigas ternyata jauh lebih besar. Dari sektor nonmigas itu didominasi oleh sektor perkebunan kelapa sawit dan turunannya. Ini adalah sesuatu yang menjanjikan.

"Pertanyaanya apakah ini akan berkelanjutan? Dulu ada kopi dan lainnya, sekarang sawit. Kalau sawit jatuh apakah akan terus, ini yang perlu kita pikirkan," katanya.

Purwadi menambahkan, saat ini di Indonesia memasuki era kelimpahan sumber daya manusia tapi hal itu perlu dikelola dengan baik. "Kita kelimpahman SDM tapi base. Kita harus kelola secara berbeda. Kita butuh tenaga terampil. Untuk itu kita juga butuh pendidikan, pelatihan training," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9816 seconds (0.1#10.140)