Teror Tawon Endhas, Ilmuwan UGM Turun Tangan

Rabu, 27 November 2019 - 17:20 WIB
Teror Tawon Endhas, Ilmuwan UGM Turun Tangan
Tawon endhas atau vespa affinis. FOTO : IST
A A A
SEMARANG - Teror tawon endhas (vespa affinis) meresahkan masyarakat Jawa Tengah karena mengakibatkan belasan nyawa melayang sejak 2016. Untuk itu, diperlukan sinergi dengan dunia kampus untuk mengetahui karakteristik hewan tersebut.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengatasi masalah itu. Perlu gerak cepat minimal dengan menetapkan kondisi sudah darurat atau belum di suatu daerah. Dengan penetapan kondisi tersebut, pihak-pihak lain baru bisa turut terjun membantu termasuk pada ilmuwan.

"Saya sebenarnya sudah menyampaikan ke bupati kalau seandainya segera diambil yang sifatnya mendekati darurat ya segera diambil dan segera dicarikan pakar," kata Ganjar, Rabu (27/11/2019).

Ganjar mengatakan ilmuwan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) siap turun membantu teror tawon Vespa di Klaten. Di antaranya dengan menjalin komunikasi antara Pemkab dengan ahli biologi agar bisa ditelaah secara ilmiah, sehingga penanganan bisa dilakukan dengan tepat.

"Beberapa ilmuwan juga ingin menghubungkan Pemkab dengan ahli biologi di UGM untuk mencari sumbernya dan bagaimana menangani itu," jelasnya.

Menurutnya, ilmuwan akan menganalisa tentang fenomena serangan tawon ini. Dengan cara tersebut maka akan diketahui manusia sudah mengganggu atau alam yang sekarang telah berubah sehingga bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi.

"Kalau tidak, bagaimana cara memproteksi diri sehingga perlu alat yang bisa dengan gampang yang bisa melindungi diri dari serangan tawon ini," tutur dia.

Sekadar diketahui, daerah yang paling parah terkena serangan tawon endhas adalah Klaten. Sejak 2016 Pemkab Klaten mencatat laporan sarang tawon endhas sebanyak 667 kasus. Sebanyak 10 orang tewas akibat sengatan tawon itu. Sementara di Pemalang, telah 9 korban meninggal sejak 2018.

Selain di Klaten dan Pemalang, tawon endhas juga meresahkan warga Kudus, Sukoharjo, dan Boyolali. Dalam satu tahun ini di Kudus terdapat empat kasus. Sementara di Sukoharjo sebanyak 400 sarang telah dimusnahkan dalam satu tahun ini. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir di Boyolali setiap malam ada dua atau tiga permintaan ke BPBD untuk memusnahkan sarang tawon.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8062 seconds (0.1#10.140)