Kongres Perempuan Diharapkan Bisa Tekan Kekerasan ke Perempuan-Anak

Rabu, 27 November 2019 - 15:59 WIB
Kongres Perempuan Diharapkan Bisa Tekan Kekerasan ke Perempuan-Anak
Peserta Kongres Perempuan Jateng saat menyerahkan maklumat kepada Gubernur Jateng yang diterima Pj Sekda Jateng Herru Setiadhie, Selasa (26/11/2019). Foto : SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Kongres perempuan Jawa Tengah yang digelar di Hotel UTC Semarang selama dua hari (25-26/11/2019) telah berakhir. Tujuh butir maklumat menjadi hasil konggres yang diikuti 750 peserta dari berbagai instansi, organisasi perempuan, komunitas dan para aktivis perempuan itu.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah, Retno Sudewi mengatakan,, tujuh rekomendasi tersebut diserahkan secara langsung oleh peserta konggres kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melalui Pj Sekda Jateng, Herru Setiadhie.

Seperti diberitakan SINDOnews, dalam tujuh butir maklumat itu membahas banyak hal tentang perempuan. Diantaranya pemberian kesempatan pada perempuan dalam pengambilan keputusan, mendorong terciptanya relasi sosial yang aman dan nyaman, mendorong perempuan untuk menempati posisi strategis dan mendorong kerjasama yang kuat antara perempuan dengan pemerintah.

"Selain itu, menguatkan kapasitas dan peran perempuan dalam membangun perdamaian, menghapus kekerasan, intoleransi, perdagangan perempuan serta perkawinan anak," kata Retno saat press conference di Gedung Gubernur Jateng, Semarang, Rabu (27/11/2019).

Perempuan Jateng juga meminta pemerintah agar mengkonsolidasikan dan mensinergikan seluruh pengetahuan, karya, temuan dan keterampilan perempuan. Juga, mendorong penghapusan norma sosial dan tradisi yang menghalangi perempuan untuk terlibat aktif dalam upaya mewujudkan tatanan sosial yang setara dan adil.

"Perempuan Jateng sudah menegaskan diri, bahwa sebenarnya bisa berdaya. Mereka hanya butuh kesempatan agar dapat mengoptimalkan potensi, skil dan kemampuan yang kami miliki," tegasnya.

Pihaknya berharap, tujuh rekomendasi itu dapat dilaksanakan oleh pemerintah. Hal itu demi pemberdayaan perempuan dan untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Tengah.

"Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jateng setiap tahun mengalami tren meningkat. Tahun 2018, terdapat 1.883 laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sementara per 31 Oktober 2019, sudah ada 1.406 laporan kekerasan yang dialami perempuan dan anak di Jawa Tengah," bebernya.

Tingginya angka kekerasan perempuan dan anak di Jateng lanjut dia sebenarnya bukan karena kekerasan yang meningkat. Namun, akibat sosialisasi yang gencar dilakukan, banyak perempuan yang berani melaporkan kekerasan yang dialaminya, meskipun kekerasan itu sudah terjadi lama.

"Karena sosialisasi yang gencar, sekarang banyak perempuan berani melapor, meskipun kasus yang mereka alami cukup lama berlalu. Kami akan terus mendorong agar selain melapor ke kami, perempuan korban kekerasan juga berani melaporkan kepada aparat penegak hukum," pungkasnya.

Sebelumnya, Pj Sekda Jateng, Herru Setiadhie mengapresiasi tujuh rekomendasi hasil konggres perempuan Jateng itu. Nantinya, rekomendasi kongres perempuan Jateng itu akan dijadikan bahan dalam penentuan kebijakan ke depan.

"Akan kami pastikan untuk mengakomodasi tujuh maklumat tersebut dalam perencanaan pembangunan, baik jangka pendek, menengah dan panjang," kata Herru.

Pemprov Jateng, lanjut dia, juga akan berkomitmen dalam melaksanakan tujuh maklumat hasil konggres perempuan itu. Bahkan Herru memastikan, tujuh maklumat tersebut akan disebarkan ke seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk ditindaklanjuti sesuai peran dan kapasitasnya masing-masing.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6573 seconds (0.1#10.140)