Investasi Rp21,8 Triliun dari Hyundai Siap Masuk Tahun Ini

Rabu, 27 November 2019 - 15:38 WIB
Investasi Rp21,8 Triliun dari Hyundai Siap Masuk Tahun Ini
Fasilitas produksi automotif di Tanah Air akan bertambah dengan rencana masuknya investasi Hyundai Motor Company tahun ini. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Hyundai Motor Company (HMC) menyampaikan rencana investasinya sebesar USD1,549 Miliar (sekitar Rp21,8 triliun) di Indonesia.

Investasi sebesar itu sebagian akan digunakan untuk memproduksi kendaraan berteknologi listrik selain rencana membangun R&D center (pusat penelitian dan pengembangan) pada tahap kedua investasinya. Nominal ini 50% lebih besar dari prediksi awal yaitu sebesar USD1 miliar (sekitar Rp14 triliun).

Hal itu dipastikan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah dengan Hyundai Motor Company yang ditandatangani oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Presiden & CEO Hyundai Motor Company Won Hee Lee Selasa (26/11) lalu.

Realisasi investasi Hyundai Motor Company di Indonesia direncanakan akan dilakukan melalui dua tahap yaitu tahun 2019-2021 dan tahun 2022-2030. Pada fase pertama Hyundai akan berfokus pada investasi pabrik pembuatan mobil Hyundai yang akan berlokasi di Jawa Barat dan akan mengekspor setidaknya 50% dari total produksi.

Fase kedua akan berfokus pada pengembangan pabrik pembuatan mobil listrik, pabrik transmisi, pusat penelitian dan pengembangan, pusat pelatihan, dan produksi Hyundai akan diekspor sebanyak 70%. Hyundai akan mulai berproduksi pada tahun 2021, dengan kapasitas 70.000 hingga 250.000 unit per tahun, termasuk mobil listrik ke depannya.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan, investasi yang dilakukan Hyundai di Indonesia akan memberi nilai tambah besar untuk perekonomian Indonesia, seperti penyerapan 5.000 tenaga kerja dan pengembangan pusat pelatihan, penelitian dan pengembangan mobil listrik.

"Agar manfaat tersebut bisa didapat lebih maksimal, kita akan meminta Hyundai agar dalam berproduksi, dimaksimalkan menggunakan bahan baku dari Indonesia dan bekerja sama dengan pengusaha lokal," ujar Bahlil di Jakarta, Rabu (27/11/2019).(Baca Juga: Desember, Hyundai Bangun Pabrik Mobil di Indonesia
Indonesia, sambung dia, memiliki bahan baku berupa bijih nikel yang digunakan untuk pembuatan baterai Lithium-ion sebagai komponen penting kendaraan listrik. Saat ini, kata dia, sudah ada beberapa perusahaan yang mengembangkan industri baterai untuk mobil listrik, seperti di Morowali.

"Rencana pengembangan mobil listrik ini sudah disambut oleh PLN yang kini sudah menyediakan sembilan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Grab yang telah menyatakan siap bekerja sama dalam penggunaan mobil listrik di Indonesia," sambungnya.

Beberapa pabrikan baterai kendaraan listrik asal negara-negara Asia Timur juga sedang didekati oleh pemerintah untuk membangun fasilitasi produksinya di Indonesia. Langkah itu diharapkan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi global untuk baterai listrik.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1664 seconds (0.1#10.140)