Desember, Hyundai Bangun Pabrik Mobil di Indonesia

Selasa, 26 November 2019 - 18:45 WIB
Desember, Hyundai Bangun Pabrik Mobil di Indonesia
Presiden Joko Widodo berfoto bersama seusai penandatanganan MoU pembangunan pabrik mobil Hyundai di Kota Deltamas, Cikarang, Jawa Barat oleh Hyundai Motor. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Hyundai Motor Company segera membangun pusat manufaktur pertamanya yang berbasis di kawasan ASEAN. Hari ini, Selasa (26/1/2019) dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Hyundai dengan Pemerintah Indonesia

Pabrik manufaktur canggih dengan luas 8,35 juta kaki persegi (77,6 hektare) ini terletak di Kota Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Ini sebuah kawasan industri, komersial, dan perumahan terintegrasi di sebelah timur Jakarta.

MoU disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, Luhut Binsar Pandjaitan (Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi), Airlangga Hartarto (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian), Bahlil Lahadalia (Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal/BKPM), Euisun Chung (Executive Vice Chairman Hyundai Motor Group), serta Wonhee Lee (Presiden dan CEO Hyundai Motor Company) di pabrik Hyundai Motor di Ulsan, Korea Selatan —pabrik kendaraan terintegrasi terbesar di dunia, Selasa (26/11/2019).

"Pembangunan pabrik manufaktur Hyundai Motor di Indonesia dapat terlaksana berkat kerja sama dan dukungan dari pemerintah Indonesia," kata Euisun Chung.

Dikatakannya, Hyundai secara aktif akan terus mendengarkan dan menanggapi setiap harapan dan kebijakan Pemerintah Indonesia berterkaitan dengan kendaraan ramah lingkungan. Perusahan juga bakal terus berupaya berkontribusi terhadap komunitas ASEAN.

Fasilitas manufaktur baru ini memiliki nilai investasi kurang lebih sebesar USD1,55 miliar hingga 2030, termasuk biaya operasional dan pengembangan produk. Fasilitas manufaktur mulai dibangun pada bulan Desember tahun ini dan diharapkan bisa memulai produksi komersial pada paruh kedua 2021 dengan kapasitas tahunan sekitar 150.000 unit. Pabrik nantinya pada kapasitas penuh dapat memproduksi sekitar 250.000 kendaraan setiap tahunnya.

Hyundai berencana memproduksi SUV kompak, MPV kompak, dan model sedan yang dirancang khusus untuk pelanggan di pasar Asia Tenggara di pabrik barunya Indonesia ini. Pabrik menggabungkan fasilitas untuk stamping, pengelasan, pengecatan, dan perakitan.

Selain itu, Hyundai juga tengah menjajaki produksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) kelas dunia di pabriknya di Indonesia. Hyundai berkomitmen membantu mengembangkan ekosistem EV Indonesia, berkontribusi pada kualitas hidup masyarakat melalui kepemimpinannya dalam teknologi mobilitas bersih.

"Bersama dengan perusahaan afiliasinya, Kia Motors Corporation, Hyundai bertujuan untuk menjadi produsen EV ketiga terbesar di dunia pada tahun 2025," papar Euisun Chung.

Selain kendaraan jadi, perusahaan juga berencana untuk mengekspor 59.000 unit kendaraan completely knocked down (CKD) per tahun.

Keputusan Hyundai Motor untuk melakukan investasi juga dimaksudkan untuk memastikan pertumbuhan di masa mendatang dengan menjajaki pasar-pasar baru di kawasan ASEAN di tengah perlambatan yang sedang berlangsung di pasar automotif global. Selain memasok pasar lokal Indonesia, produksi yang dihasilkan fasilitas ini akan ditujukan untuk pasar-pasar utama di kawasan ASEAN lainnya, termasuk Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Filipina.

Perusahaan juga tengah mempertimbangkan untuk mengekspor produknya ke Australia dan Timur Tengah. Hyundai berharap untuk mendapatkan manfaat dari pemberlakuan tarif preferensial di pasar-pasar tersebut, yang berlaku untuk barang-barang yang berasal dari kawasan ini. Berdasarkan Ketentuan Asal Barang (Rules of Origin/ROO) dari perjanjian Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area/AFTA), barang dengan setidaknya 40% konten lokal ASEAN dapat dikenai pembebasan tarif.

Hyundai juga akan melakukan berbagai kegiatan sosial yang dapat menjawab kebutuhan pemerintah dan penduduk guna membantu mengurangi masalah sosial di masyarakat setempat. Perusahaan secara khusus berharap dapat berkontribusi dalam mengembangkan potensi kaum muda Indonesia dan menciptakan lapangan kerja melalui kegiatan-kegiatan tersebut.

Hyundai, dengan pemasok mitra lokalnya, berharap untuk dapat menciptakan lebih dari 23.000 lapangan kerja baru baik secara langsung maupun tidak langsung di pabriknya yang ada di Indonesia. Dengan begitu menjadikannya salah satu perusahaan automotif terbesar di Kota Deltamas.

Pabrik ini diperkirakan dapat memberikan kontribusi ekonomi senilai lebih dari USD20 miliar selama satu dekade pertama sejak didirikan. Lebih jauh lagi, pabrik bakal menjadi pusat untuk berbagai fasilitas pemasok lokal.

"Kami berharap dapat turut berkontribusi pada pertumbuhan ekosistem suku cadang automotif Indonesia dengan memberikan dukungan kepada mitra lokal dengan kemampuan dan sumber daya produksi internal," tuturnya.

Hyundai Motor saat ini mengoperasikan pabrik di delapan negara termasuk Amerika Serikat, China dan India. Pada 2018, Hyundai Motor bersama produsen mobil afiliasinya, Kia Motors berhasil mecatatkan penjualan global sebanyak 7,4 juta kendaraan secara keseluruhan. Ini menjadikan raksasa Korea itu menjadikan kelompok automotif terbesar kelima di dunia.

"Penambahan pembangunan pabrik di Indonesia akan memperluas jaringan produksi global Hyundai, mengoptimalkan pasokan untuk dapat menjawab permintaan pelanggan dengan lebih baik di semua benua," katanya lagi.

Indonesia sendiri, sebagai pasar mobil terbesar di kawasan ASEAN, telah mencatatkan penjualan sebesar 1,15 juta unit dalam penjualan tahunan pada tahuan lalu. Ini dianggap sebagai pasar yang sangat potensial dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil di kisaran 5% per tahun.

Negara-negara utama ASEAN termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura diperkirakan akan menciptakan pasar automotif sekitar 4,49 juta unit pada 2026, dari sebelumnya 3,16 juta unit pada 2017.

Setelah selesainya acara penandatanganan MOU, perwakilan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden Jokowi, melihat-lihat berbagai eksibisi di pabrik Ulsan, termasuk demonstrasi pemurni udara pada kendaraan bertenaga sel listrik (fuel cell electric vehicle/FCEV) NEXO, ilustrasi gambar NEXO dan Kona Electric, sebuah sistem pengisian nirkabel untuk kendaraan EV, robot yang dapat dipakai dan skuter listrik.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7349 seconds (0.1#10.140)