Bupati Wihaji Mulai Lirik Eduwisata Bahari Galangan Kapal

Sabtu, 23 November 2019 - 20:57 WIB
Bupati Wihaji Mulai Lirik Eduwisata Bahari Galangan Kapal
Untuk mendukung tahun kunjungan wisata 2022, Pemkab Batang mulai melirik potensi pesisir di sektor pembuatan kapal kayu. FOTO : DOK Humas Pemkab Batang
A A A
BATANG - Untuk mendukung tahun kunjungan wisata 2022, Pemkab Batang mulai melirik potensi pesisir di sektor pembuatan kapal kayu. Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Batang pun di kerahkan untuk mengkaji potensi galangan kapal kayu.

Berdasarkan rekomendasi DRD, galangan kapal kayu di Batang bisa dijadikan lokasi edukasi wisata bahari skala internasional.

M Hariyanto mewakili DRD Batang yang melakukan tinjauan di galangan kapal kayu menjelaskan, galangan kapal kayu Batang masuk tiga besar galangan kapal kayu dunia.

“Galangan kapal kayu di Batang ada di Sungai Sambong, hampir 4 kilometer menuju pantau digunakan untuk pembuatan kapal kayu,” jelasnya, Sabtu (23/11/2019).

Berdasarkan kajian, DRD merekomendasikan galangan kapal kayu menjadi lokasi edukasi wisata bahari. “Nantinya edukasi wisata bahari galangan kapal kayu menjadi satu paket dengan Pantai Sigandu. Potensi lainya yaitu perkebunan bunga melati serta musium bahari juga akan dikembangkan,” ujarnya.

Bupati Batang Wihaji saat mendampingi tim dari DRD menerangkan, Desember mendatang akan dilakukan market test. “Setelah itu akan kami koordinasikan dengan Dinas Pariwisata. Untuk realisasinya kemungkinan tahun depan,” paparnya.

Wihaji juga menanggapi terkait infrastruktur, guna mendukung realisasi wisata bahari galangan kapal kayu. “Perbaikan pasti dilakukan, untuk awal perbaikan Jembatan Situri tengah dilakukan. Ke depan juga akan ada museum kapal di kawasan ini,” ucap Wihaji.

Tak sampai berhenti di situ, dia bakal mendatangkan juru masak profesional lulusan Harvard University, untuk memberikan ilmu di kawasan wisata bahari Batang.
"Kita akan meniru Muara Angke Jakarta restoran baharinya, untuk itu kami akan ajarkan skill memasak untuk warga yang ditaih chef lulusan Harvard. Tujuannya, supaya ada tempat makan dengan chef profesional di kawasan wisata bahari Batang,” tambahnya.

Sementara, Nur Haji Slamet Urip, satu di antaranya pemilik galangan kapal kayu di Batang yang sudah terkenal di dunia pelayaran internasional, sangat mendukung wacana dibangunnya eduwisata bahari skala internasional.

Bahkan mereka ingin wacana itu segera direalisasikan secepatnya, untuk mendunia kan galangan kapal kayu terbesar di dunia itu.

“Bisa dikatakan galangan di sini terbesar di dunia. Tak jarang selain menerima pesanan kapal kayu skala nasional, galangan di sini juga membuat kapal vinisi untuk Eropa dan Jepang,” katanya.

Pria yang akrab disapa Mbah Urip itu, menerangkan, ada 30 galangan kapal kayu disepanjang alur Sungai Sambong, di mana setiap galangan bisa memproduksi 60 kapal kayu setiap tahun.

“Ukuran kapal kayu 29 GT sampai 400 GT dibuat di sini, harganya berkisar dari Rp 700 juta hingga Rp 5 miliar. Dan selalu ada pesanan,” ucapnya.

Letak geografis Kabupaten Batang di tengah pulau Jawa, dituturkan Mbah Urip, menambah eksistensi produk galangan kapal kayu.

“Bahan baku jiga dekat, kami tinggal beli ke Semarang, tenaga kerja kami juga profesional karena berpuluh tahun membuat kapal kayu. Bahkan ada yang empat generasi keluarganya membuat kapal kayu, hal itu menjadi nilai plus untuk galangan kapal kayu di batang,” jelasnya.

Dipaparkan Mbah Urip, terdapat 3000 pekerja lebih di galangan kapal kayu Kabupaten Batang.

“Tempat saya saja ada 200 an lebih, untuk itu jika wacana eduwisata bahari direlaisasikan pastinya berdampak baik bagi pekerja dan eksistensi galangan kapal kayu di sini,” imbuhnya.

Dijelaskan pula oleh Mbah Urip, setiap tahun harga kayu naik 10 persen, mau tidak mau harga kapal juga naik. Tiga tahun terakhir ini harga kapal naik 50 persen lebih, yang awalnya Rp 300 juta bisa jadi Rp 700 juta lebih.

"Kalau Pemkab bisa memasok bahan baku dengan harga terjangkau, pasti galangan di sini semakin berkembang,” tambahnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5862 seconds (0.1#10.140)