UNY Kembali Tambah Dua Guru Besar

Sabtu, 23 November 2019 - 17:51 WIB
UNY Kembali Tambah Dua Guru Besar
Dosen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY Prof Saefur Rochmat (kiri) dan Prof Suranto (kanan) saat membacakan pidato pengukuhan guru besar di ruang sidang rektorat UNY, Sabtu (23/11/2019). Foto : Dok UNY.
A A A
YOGYAKARTA - Jumlah guru besar yang dimiliki Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada tahun 2019 ini kembali bertambah. Dua dosen Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, yakni Prof Saefur Rochmat dan Prof Suranto dikukuhan sebagai Guru Besar, Sabtu (23/11/2019).

Prof Saefur Rochmat menjadi guru besar bidang Ilmu Sejarah Indonesia sedangkan Prof Suranto menjadi guru besar bidang Ilmu Evaluasi Program Komunikasi.

Pengukuhan tersebut dilaksanakan dalam rapat terbuka senat di ruang sidang rektorat, UNY. Rektor UNY Sutrisno Wibowo memimpin langsung acara tersebut. Dengan bertambahnya dua guru besar ini hingga sekarang UNY memiliki 147 guru besar.

Prof Suranto dalam pidato pengukuhan yang berjudul Evaluasi Program Komunikasi di Era Revolusi Industri 4.0 itu menyoroti tentang apa yang
harus dipersipakan dalam menghadapi era revoluasi industri 4,0. Terutama untuk menghindari dampak negatif. Di mana masyarakat harus meningkatkan kemampuan. Sehingga ini yang menjadi tantangan dan tanggung jawab akademisi dan praktisi.

“Para akademisi dan praktisi komunikasi perlu meningkatkan komitmen untuk berpartisipasi meningkatkan kualitas SDM, terutama dalam keterampilan mengelola informasi, baik dalam kapasitas sebagai individu maupun kelembagaan,” paparnya.

Menurutnya karena media massa sekarang berkembang pesat di Indonesia, terutama media-media massa berbasis digital, peran humas suatu organisasi atau lembaga juga perlu dioptimalkan. Di mana humas harus bisa selektif dan mengevaluasi peta media.

“Sebagai humas yang merepresentasikan lembaga harus bisa memanfaatkan berbagai channel komunikasi dan informasi secara efektif untuk mendukung keefektifan program komunikasi,” terangnya.

Sedangkan Prof Saefur Rochmat dalam pidato pengukuhan yang berjudul Ilmu Sosial Profetik dan Social Capital sebagai Fondasi Peradaban Islam Modern menyoroti mengapa hingga sekarang Indonesia belum menjadi negara modern (a developed country).

Ini lantaran sistem pendidikan belum bisa menciptakan manusia-manusia modern, yang bersikap kritis, logis, sistematis dan mampu melakukan kegiatan analisis sintesis.

Rektor UNY, Sutrisno Wbowo mengatakan dengan bertambahnya guru besar tersebut bukan hanya untuk meningkatkan kualitas UNY, baik dari sisi
akademis maupun lulusannya, namun juga untuk mendukung UNY menuju world class university (universitas berkelas dunia).
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6435 seconds (0.1#10.140)