Bupati Wihaji Siap Sikat ASN Anti-Pancasila

Sabtu, 23 November 2019 - 16:30 WIB
Bupati Wihaji Siap Sikat ASN Anti-Pancasila
Bupati Batang Wihaji siap menyikat ASN anti-Pancasila. FOTO: DOK Humas Batang
A A A
BATANG - Bupati Batang Wihaji menyebutkan berdasar hasil survei Alvara bahwa secara nasional Aparatur Sipil Negara (ASN) yang anti-Pancasila ada 19,4 persen.

"Oleh karena itu, Pemkab menindak lanjuti isu nassional yang mengancam negara, maka bagi ASN di Kabupaten Batang yang anti-Pancasila silahkan mundur, kalau tidak kita sikat," Wihaji, Sabtu (23/11/2019).

Sebagai langkah antisipsi untuk menangkal faham yang anti-Pancasila dan faham radikalisme maka Pemkab mengapresiasi Polres Batang yang menggelar penyuluhan dan sosiliasi pencegahan dan tangkal faham radikal dan terorisme.

"Sosialisasi yang mengundang narasumber yang berkompeten sangat penting, karena kalau ada fenomena faham tersebut bisa kita pahami indikasinya," jelas Wihaji di hadapan anggota Polisi dan TNI ormas di Kabupaten Batang.

Dia pun menjelaskan di jajaran ASN Pemkab Batang untuk sementara ini belum ada yang terindikasi paham radikal dan anti-Pancasila. "Kalau nanti ada indikasi sesui teori - terori faham rafikal dan anti Pancasila akan menjadai perhatian serous kita," jelasnya.

Kapolres Batang AKBP Edi Suranta Sinulingga yang menguktip statmen Menkopolhukam bahwa isu radikalisme ini adalag untuk melindungi semua umat Islam, agar agama mayoritas di Indoensia tidak terpapar faham radikalisme dan teroris.

"Walaupun paham tersebut hanya segelintir orang tapi menyebarkan virus yang berbahaya dan menyesatkan," kata AKBP Edi Suranta Sinulingga yang mengutip statmen Menkopolhukam.

Oleh karenanya, sosialisasi ini kita gelar dengan dan mengundang narasumber yang berkompeten, agar nantinya anggota TNI dan Polri yang tugas di lapangan bisa langsung mengetahuinya faham tersebut.

Ketua Gp Ansor pusat Nur zaman selaku nara sumber mengatakan, isu radikalisme jangan menjadi isu umat Islam saja, dan bukan hanya isu pemerintah atau kepolisian tapi isu bersama Bangsa Indoensia.

"Bukan orang Islam yang menghadapinya tapi semua komponen untuk melawan kelompok - kelompok radikal yang jelas mengganggu kehidupan berbangsa," jelasnya.

Dia juga berhrap ada sinergi antara Pemda, TNI, Polri agar tahu dan paham radikalisme ketika mengjadapi dilapangan cara menyelsaikanya.

"Masyarakat harus mewaspadai dalam memilih ustadz atau ulama dalam belajar agama, karena lebih utama belajar agama langsung pada oranya atau kiai yang sudah familier dan umum di Batang dan jangan dengan media sosial," harapnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4517 seconds (0.1#10.140)