Maju Jadi Caketum Golkar, Ini Alasan Bamsoet

Jum'at, 22 November 2019 - 21:44 WIB
Maju Jadi Caketum Golkar, Ini Alasan Bamsoet
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) mendeklarasikan diri maju dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar mendatang. Foto/SINDOnews/Rico Afrido Simanjuntak
A A A
JAKARTA - Ketua MPR, Bambang Soesatyo (Bamsoet) akhirnya mengungkapkan isi perjanjian dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Sebelumnya, perjanjian antara Bamsoet dan Airlangga itu disebut-sebut terkait pencalonan keduanya memperebutkan kursi ketua umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) pada Desember mendatang.

Bambang yang menegaskan siap menjadi calon ketua umum (caketum) Partai Golkar menegaskan perlu menjelaskan tentang isu perjanjian itu. Sebab selama ini muncul kesan dirinya tidak memiliki komitmen atau tidak menunjukkan komitmennya terhadap Airlangga.

"Perlu saya jelaskan komitmen kami berdua dengan Pak Airlangga adalah komitmen semacam gentlement agreement, komitmen secara kesatria bahwa kita berdua dihadapkan pada situasi dan kondisi yang harus mau tidak mau bahwa Partai Golkar jelang pelantikan presiden harus kondusif," tutur Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Ketika itu Bamsoet mengakui telah menyatakan cooling down mengenai persaingannya dengan Airlangga pada Munas Golkar nanti."Karena kita menghadapi demonstrasi mahasiswa yang luar biasa ketika itu," ucapnya.

Bamsoet membeberkan, kesepakatannya dengan Airlangga Hartarto saat itu disaksikan dua kader Golkar lainnya Agus Gumiwang Kartasasmita dan Adies Kadir. "Bahwa saya bersedia untuk dicalonkan menjadi ketua MPR oleh Partai Golkar dengan suatu kondisi bahwa seluruh pendukung-pendukung saya harus ada juga upaya-upaya rekonsiliasi kedua belah pihak," kata mantan Ketua DPR ini.

Dia mengungkapkan isi perjanjiannya dengan Airlangga Hartarto, yakni para pendukungnya dipulihkan dan dirangkul dalam penyusunan alat kelengkapan dewan (AKD) dan kepengurusan Partai Golkar.

"Komitmen itu kemudian disanggupi maka kami berdua berjabat tangan. Berjalan lah proses bahwa kami berdua colling down untuk kepentingan sebesar-besarnya kondisi negara waktu itu yang gaduh," tutur Bamsoet.

Setelah kesepakatan itu, lanjut dia, situasi Partai Golkar mulai kondusif. Namun dalam perjalanannya, rekonsiliasi tidak berjalan.

Dia mengatakan, bukannya dirangkul, pendukungnya disingkirkan. "Bahkan digusur habis. Jangankan bicara soal pimpinan komisi yang diturunkan gara-gara mendukung saya kemudian dikembalikkan, jangankan juga posisi pendukung saya yang sudah di komisi tertentu, lalu kemudian digeser ke komisi yang sebetulnya bukan bidangnya atau tidak diminati oleh yang bersangkutan," tuturnya.

Kondisi tersebut yang membuat Bamsoet siap maju di Munas Partai Golkar. Hal itu yang membuatnya dalam posisi sulit dan tidak bisa lagi terus menerus dalam kondisi coolling down.

"Saya adalah orang yang memiliki komitmen tinggi, saya tidak pernah melanggar komitmen apa pun. Kalau kemudian pada akhirnya hari ini saya menyatakan maju (mencalonkan diri ketua umum-red), itu karena ada komitmen yang tidak ditunjukkan atau tidak dipenuhi. Karena saya dalam posisi sulit, para pendukung saya sudah melakukan pengorbanan karena mendukung," sambungnya.

Di samping itu, Bambang semakin miris karena tenaga ahli Fraksi Partai Golkar yang mendukungnya ikut terkena imbasnya, yakni diberhentikan atau diganti dengan orang lain.

"Mereka adalah para pekerja-pekerja yang hanya mengandalkan penghasilannya dari bekerja sebagai tenaga ahli. Nanti bisa dicek siapa-siapa saja, bisa diwawancarai, mereka diberhentikan karena ada indikasi mendukung saya," tutur Bamsoet.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2421 seconds (0.1#10.140)