BTKP : Satu Orang Satu Pelampung, Minimal Tidak Tenggelam

Jum'at, 22 November 2019 - 18:45 WIB
BTKP : Satu Orang Satu Pelampung, Minimal Tidak Tenggelam
Kepala BTKP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Erika Marpaung (kiri) dan Kepala KSOP Kelas I Tanjung Emas Semarang, Ahmad Wahid saat memberikan keterangan pers. FOTO : SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran (BTKP), Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menekankan pentingnya penggunaan pelampung (lifejacket) kepada awak kapal hingga pengguna jasa transportasi laut.

Kepala BTKP, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Erika Marpaung mengatakan, lifejacket termasuk salah satu pelampung yang paling dasar dan harus dimiliki setiap penumpang. Karena masih banyak jenis-jenis pelampung yang lain.

“Satu orang itu idealnya satu pelampung. Satu lifejacket paling standar itu, minimal orang tidak tenggalam. Kalau ada kecelakaan kapal di mana jatah penumpang 200 orang, tapi isinya 300 orang itu ada kesalahan di sana. Apalagi jumlah pelampung yang tidak sesuai,” terang Erika, Jumat (22/11/2019).

Dia menyampaikan, pentingnya penggunaan lifejacket tersebut menjadi salah satu materi yang dibahas pada kegiatan bimbingan teknis (Bintek) dalam keselamatan pelayaran (marine safety) di kantor KSOP Kelas I Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (21/11/2019).

Dalam kesempatan itu, BTKP juga menyasar masyarakat maritim dengan kapal-kapal rakyat kecil. Hal itu dilakukan karena banyaknya kecil di pelabuhan rakyat yang masih minim kesadaran akan keselamatan berlayar.

“Jika di kapal-kapal besar di atas 300 GT itu mereka sudah banyak yang tahu tentang standar keselamatan. Namun, yang kapal kecil-kecil di bawah 300 GT, hingga di bawah 7 GT ini yang belum paham. Mereka terbiasa merasa aman. Ini yang kita sentuh bimbinganya hingga ke bawah,” ungkapnya.

Pihaknya menargetkan, kapal-kapal kecil yang tidak diatur standarnya dalam konvensi internasional itu tetap mengerti tentang keselamatan pelayaran.

Sementara, Kepala KSOP Kelas I Tanjung Emas Semarang, Ahmad Wahid menyatakan bahwa kegiatan bimbingan teknis lebih menyasar kepada para pengguna kapal di bawah 7 GT.Pasalnya, jumlah kapal nelayan tersebut cukup banyak di Jawa Tengah.

“Untuk data pasti jumlah kapal-kapal kecil ini di Jawa Tengah memang belum ada. Karena masih dalam penghitungan dari petugas lintas sektor. Untuk saat ini yang terdata ada sekitar 50 ribuan,” sebutnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5399 seconds (0.1#10.140)