Murid Tusuk Guru Cantik Ternyata Pasien Rumah Sakit Jiwa

Kamis, 21 November 2019 - 21:36 WIB
Murid Tusuk Guru Cantik Ternyata Pasien Rumah Sakit Jiwa
Kapolsek Srandakan Kompol B Muryanto saat olah TKP di rumah korban guru yang dianiaya muridnya di Bantul. (Foto: iNews.id/Kuntadi)
A A A
KULONPROGO - Siswa pelaku penusukan terhadap gurunya, Wening di Bantul ternyata pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia, Pakem, Sleman. CB (16) bahkan rutin menjalani perawatan dan mengonsumi obat selama beberapa tahun tepatnya sejak SMP agar penyakitnya tidak kambuh.

“Kata orang tuanya dia perawatan dan minum obat rutin dari Grhasia,” kata Didik Asmiarto, kepala sekolah salah satu SMA di Lendah, Kamis (21/11/2019). (Baca Juga: Dipicu Rasa Cinta, Pelajar SMA di Kulonprogo Tusuk Guru Idolanya
CB selama ini diketahui rutin mengonsumsi obat-obatan dari RSJ Grhasia sejak di bangku SMP. Meski begitu, sekolah tidak pernah mengetahui diagnosa dari dokter terkait kejiwaannya. “Kalau anaknya biasa saja, tidak ada yang aneh,” ujarnya.

Menurut Didik, antara korban dan terduga pelaku jarang berinteraksi di sekolah. Mereka tidak pernah bertemu di dalam kelas karena korban tidak mengajar di kelas CB. Pelaku diduga mengetahui rumah korban karena kerap ikut pentas menari. “Mungkin ikut kelompok kesenian di desanya atau bagaimana, sehingga pernah pentas dan tahu rumah Bu Wening,” ujarnya.

Didik menuturkan, CB memiliki kegemaran dalam menari. Bahkan di sekolah juga ikut pentas Sendratari Ramayana. Sekolah juga tidak menaruh perhatian lebih terhadap pelaku.

Menurut Didik, dalam catatannya, CB kerap tidak masuk kelas. Bahkan sempat di antar jemput oleh orang tuanya karena pernah tidak sampai ke sekolah walaupun sudah pamit. “Kita pernah home visit di kediamannya dan diketahui kalau menjalani perawatan di RSJ Grhasia,” katanya.

Didik mengatakan, Wening merupakan guru honorer pada salah satu SMA di Lendah dan baru mengajar Juli 2019 lalu. “Ibu Wening ini mengajar utamanya di Bantul. Karena kita kekurangan guru sejarah, kita minta Bu Wening ini mengajar kelas X ,” katanya.

Kepala Balai Pendidikan Menengah Kulonprogo Hendri Tatik Widayati mengatakan kasus penganiayaan itu sudah ditangani kepolisian. Namun, pihaknya belum akan mengambil tindakan atas kejadian yang menimpa salah satu guru SMA tersebut.

“Kami akan melakukan penguatan dan pembinaan ke sekolah-sekolah untuk antisipasi kejadian seperti itu. Kita akan kuatkan dalam rakor setiap awal bulan,” ujarnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4558 seconds (0.1#10.140)