Biaya Pengobatan 22 Korban Aula Ambruk SMKN 1 Miri Ditanggung Pemkab Sragen

Kamis, 21 November 2019 - 09:15 WIB
Biaya Pengobatan 22 Korban Aula Ambruk SMKN 1 Miri Ditanggung Pemkab Sragen
Aula terbuka SMKN 1 Miri Sragen yang ambruk Rabu (20/11/2019). Foto/Dok SOLOPEDULI
A A A
SRAGEN - Pemkab Sragen menanggung biaya perawatan 22 siswa SMKN 1 Miri yang menjadi korban ambruknya aula terbuka sekolah mereka akibat diterjang angin. Sementara, angin kencang juga mengakibatkan dua rumah warga dan satu bangunan di waterboom mengalami kerusakan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Sugeng Priyono mengatakan, terdapat dua kecamatan yang terdampak angin kencang yang terjadi Rabu (20/11/2019) sore sekitar pukul 14.30 WIB. Selain merobohkan aula terbuka SMKN 1 Miri, terdapat dua rumah warga lainnya yang rusak tertimpa pohon tumbang. “Kerusakannya tidak seberapa, kami telah evakuasi dan tadi malam selesai,” kata Sugeng Priyono saat dihubungi Sindonews, Kamis (21/11/2019).

Angin juga merusakkan sebuah bangunan di waterboom di Kecamatan Gemolong. Bangunan kondisinya seperti warung di area waterboom. Untungnya, kejadian itu tidak mengakibatkan adanya korban. Sehingga, terdapat dua kecamatan terdampak angin kencang yang terjadi Rabu sore kemarin. Yakni di Kecamatan Miri dan Gemolong. Kedua lokasi kejadian posisinya berhimpitan dan hanya dipisahkan tanah kosong yang begitu luas.

Sehingga ketika angin kencang berlangsung, tidak ada yang menjadi pemecah. “Kebetulan yang di waterboom itu di sebelah baratnya juga tanah kosong. Sehingga kondisinya sangat terbuka,” urainya. Begitu pula di titik bencana di Kecamatan Miri, di sisi kanannya merupakan ruang terbuka lebar.

Mengenai korban luka luka siswa SMKN 1 Miri, biaya pengobatan semuanya akan ditanggung Pemkab Sragen sebagaimana disampaikan Wakil Bupati Dedy Endriyatno.

Namun demikian, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Sugeng Priyono tidak mengetahui sumber dana yang akan dipakai untuk pengobatan tersebut. Pihaknya juga tidak memiliki kompetensi untuk menjawab pertanyaan itu. “Kalau di BPBD tidak memiliki anggaran untuk recovery seperti itu. Kami hanya fokus di penyelamatan,” terangnya.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9410 seconds (0.1#10.140)