Djokovic Lampaui Rekor Sampras Usai Juarai Australia Terbuka 2019

Senin, 28 Januari 2019 - 09:50 WIB
Djokovic Lampaui Rekor Sampras Usai Juarai Australia Terbuka 2019
Rekor gelimang Novak Djokovic di Australia lewati Pete Sampras
A A A
MELBOURNE - Novak Djokovic kembali mencatatkan rekor gemilang usai menjadi juara di ajang Australia Terbuka 2019. Petenis asal Serbia itu semakin banyak mengoleksi rekor sepanjang karirnya. Di Rod Laver Arena, Melbourne, Australia, kemarin, dia mengandaskan rival terkuat Rafael Nadal 6-3, 6-2, 6-3 di partai puncak.

Djokovic berhasil membuktikan kualitas terbaiknya dalam pertandingan itu. Dia mampu melakukan permainan yang mengesankan untuk merebut gelar grand slam yang ke-15 dalam kariernya. Bahkan, kesuksesan itu membuatnya melewati catatan gelar tunggal grand slam yang diraih legenda Amerika Serikat Pete Sampras dengan 14 trofi.

Kini, petenis asal Serbia itu hanya tertinggal dari Roger Federer (20) dan Nadal (17). Bukan hanya itu, Djokovic juga menjadi petenis terbanyak yang menjadi juara di Australia Terbuka. Kemenangan atas Nadal ini membuat koleksinya bertambah menjadi tujuh gelar selama bermain di Melbourne.

Catatan itu sekaligus melewati torehan yang di dapatkan enam trofi oleh Roy Emerson dan Roger Federer. Bahkan, dia juga mencatatkan kemenangan yang ke-28 atas Nadal (total rekor pertemuan 28-25), yang sekaligus menjadi gelar ke 73 sepanjang kariernya.

"Saya senang karena ketika Pete (Sampras) memenangkan Wimbledon pertamanya saya masih masa pertumbuhan, usia 4-5 tahun, dan saya benar-benar beruntung bisa melewatinya. Saya tumbuh pada 1990-an selama masa perang di negara saya, dan sangat tidak mungkin untuk berpikir saya bisa berada di sini," ucap Djokovic dilansir chanelnewsasia.

Petenis berusia 31 tahun itu juga melanjutkan dominasinya di ajang grand slam. Di dua kesempatan sebelumnya, dia juga tak terkalahkan saat menjadi juara di Wimbledon dan Amerika serikat Terbuka tahun lalu. Djokovic pun menjadi menjadi petenis pertama yang meraih gelar grand slam tiga atau lebih secara beruntun. Sebelumnya, dia juga pernah melakukan hal yang sama pada 2011-2012.

Djokovic memenangkan 56 dari 59 poin, hanya melakukan sembilan kesalahan sendiri. Nadal, yang kehilangan servisnya lima kali, memenangkan 51% poin servis pertamanya dan membuat 28 kesalahan sendiri. Yang jelas, ini merupakan kemenangan yang lebih mudah bagi Djokovic dibandingkan ketika harus bermain lima set dengan waktu lima jam 53 menit ketika bertemu Nadal pada final 2012 di Melbourne.

"Saya hanya mencoba merenungkan perjalanan dalam 12 bulan terakhir," kata Djokovic. "Seperti Rafa-sapaan akrab Nadal-saya menjalani operasi tepat 12 bulan yang lalu, dan berdiri disini dan berhasil memenangkan gelar ini, dan merebut tiga dari empat grand slam, itu merupakan pencapaian luar biasa. Saya tidak bisa bekata apa-apa," ungkapnya.

Bagi Nadal, kekalahan ini tentu membuatnya tidak bisa percaya setelah melihat penampilan mematikan Djokovic. Padahal, dia tengah berupaya untuk menjadi orang pertama di Era Terbuka (sejak April 1968) dan untuk menjadi petenis ketiga dalam sejarah (setelah Emerson dan Rod Laver), meraih dua gelar di masing-masing dari empat grand slam. Namun, keinginannya itu kandas setelah apa yang ditunjukkan oleh lawannya tersebut.

"Saya pikir dia (Djokovic) bermain fantastis," ujar Nadal. "Ketika dia bermain seperti itu, saya merasa membutuhkan sesuatu yang lain. Saya tidak memiliki hal yang ekstrem kali ini. Tidak dapat dipercaya cara dia bermain. Saya bermain fantastis selama dua minggu, tetapi (mungkin) bermain dengan baik. Lima bulan tanpa kompetisi, memiliki tantangan besar di depan saya. Itulah perasaan saya bersaing di tingkat yang sangat tinggi ini," ungkapnya.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3812 seconds (0.1#10.140)