Presiden Suriah Sebut Rezim Amerika Sama dengan Nazi
A
A
A
DAMASKUS - Presiden Suriah, Bashar al-Assad rezim pemerintah AS sama dengan Nazi. Pernyataan Assad ini adalah respon atas pernyataan Donald Trump, bahwa tentara AS di Suriah ditujukan untuk menjaga minyak.
"AS adalah sebuah negara, berdasarkan seperti rezim mana pun di geng-geng bandit," kata Assad dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (14/11/2019).
"Presiden AS tidak mewakili negara itu, ia hanya seorang direktur eksekutif sebuah perusahaan yang memiliki dewan direksinya, yang mewakili perusahaan-perusahaan lain yang sebenarnya milik negara," sambungnya.
Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa pasukan AS yang diperintahkan untuk tetap di Suriah ada di sana hanya untuk minyak. Ini bertentangan dengan klaim pemerintah AS bahwa penempatkan pasukan di Suriah dimaksudkan untuk membersihkan ISIS.
"Kami menjaga minyak, kami memiliki minyak, minyak aman, kami meninggalkan pasukan hanya untuk minyak," kata Trump.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Mark Esper menuturkan Washington akan mempertahankan sekitar 600 personel militer di Suriah. Namun, Esper mengatakan bahwa jumlahnya bisa bertambah atau berkurang, terutama jika negara-negara Eropa memperkuat kehadiran mereka di negara tersebut.
"AS adalah sebuah negara, berdasarkan seperti rezim mana pun di geng-geng bandit," kata Assad dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (14/11/2019).
"Presiden AS tidak mewakili negara itu, ia hanya seorang direktur eksekutif sebuah perusahaan yang memiliki dewan direksinya, yang mewakili perusahaan-perusahaan lain yang sebenarnya milik negara," sambungnya.
Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa pasukan AS yang diperintahkan untuk tetap di Suriah ada di sana hanya untuk minyak. Ini bertentangan dengan klaim pemerintah AS bahwa penempatkan pasukan di Suriah dimaksudkan untuk membersihkan ISIS.
"Kami menjaga minyak, kami memiliki minyak, minyak aman, kami meninggalkan pasukan hanya untuk minyak," kata Trump.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Mark Esper menuturkan Washington akan mempertahankan sekitar 600 personel militer di Suriah. Namun, Esper mengatakan bahwa jumlahnya bisa bertambah atau berkurang, terutama jika negara-negara Eropa memperkuat kehadiran mereka di negara tersebut.
(nun)