Disperidag Jateng Dorong Peningkatan Pasar Ekspor Produk furnitur
A
A
A
SOLO - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah (Jateng) terus mendorong peningkatan pasar ekspor dan pasar lokal produk furniture dan kayu olahan. Komoditi itu merupakan industri prioritas di Jateng karena masih menjadi primadona ekspor nonmigas.
Kepala Disperindag Jateng Arif Sambodo mengemukakan, pada 2018 nilai ekspor produk kayu olahan dan furniture di wilayahnya mencapai USD1.525.902.186. Terdiri dari nilai ekspor kayu olahan sebesar USD893.579.118, dan furniture sebesar USD632.323.068. "Produk furniture urutan kedua untuk ekspor di Jawa Tengah setelah tekstil. Ini terus kami kembangkan karena persaingan semakin ketat, kesempatan dan pasar semakin terbuka luas," kata Arif Sambodo di sela pembukaan Obral Mebel di Rumah Kriya Banjarsari, Solo, Kamis (14/11/2019).
Industri mebel dan furnitur juga termasuk industri yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Sehingga industri mebel merupakan industri padat karya yang memberikan lapangan pekerjaan dan menyumbang devisa yang signifikan bagi Indonesia.
"Untuk peningkatan pasar ekspor dan pasar lokal, perlu adanya dukungan akses promosi untuk peningkatan pemasaran produk furniture. Pemanfaatan Rumah Kriya Banjarsari Solo merupakan salah satu upaya untuk tujuan tersebut," katanya.
Rumah Kriya Banjarsari sebagai rumah promosi yang efektif untuk produk furnitur di Jateng, khususnya Solo Raya. Sekaligus tempat bertemunya produsen dan pembeli lokal maupun buyer dari luar negeri. Rumah Kriya Banjarsari nantinya dilengkapi web, aplikasi, dan pemasaran online. Juga disertai pengembangan fungsi lainnya sebagai destinasi wisata, sarana edukasi, pelatihan industri kreatif, sarana informasi kayu dan produk kayu.
Sementara, kegiatan obral mebel yang digelar di Rumah Kriya Banjarsari mulai 14-17 Nopember 2019, dititik-beratkan pada kegiatan promosi disertai penjualan produk dari industri kecil menengah (IKM) mebel di Solo Raya. Obral mebel menawarkan produk berkualitas ekspor dengan harga yang ditawarkan diskon hingga 80%.
"Pada even sebelumnya, transaksi yang didapatkan selama pameran sekitar Rp550 juta. Sehingga pada event kali ini diharapkan lebih besar lagi," katanya.
Ketua Koperasi Industri Mebel dan Kerajinan Solo Raya (KIMKAS), Suryanto mengatakan, kegiatan obral mebel cukup ampuh untuk membidik pasar lokal. Sebab, peserta obral mebel adalah ekspor, yang menjual mebel dan kayu olahan ke luar negeri. "Ini adalah obral mebel yang keempat dan diikuti 20 peserta yang biasa melakukan ekspor," katanya.
Kepala Disperindag Jateng Arif Sambodo mengemukakan, pada 2018 nilai ekspor produk kayu olahan dan furniture di wilayahnya mencapai USD1.525.902.186. Terdiri dari nilai ekspor kayu olahan sebesar USD893.579.118, dan furniture sebesar USD632.323.068. "Produk furniture urutan kedua untuk ekspor di Jawa Tengah setelah tekstil. Ini terus kami kembangkan karena persaingan semakin ketat, kesempatan dan pasar semakin terbuka luas," kata Arif Sambodo di sela pembukaan Obral Mebel di Rumah Kriya Banjarsari, Solo, Kamis (14/11/2019).
Industri mebel dan furnitur juga termasuk industri yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Sehingga industri mebel merupakan industri padat karya yang memberikan lapangan pekerjaan dan menyumbang devisa yang signifikan bagi Indonesia.
"Untuk peningkatan pasar ekspor dan pasar lokal, perlu adanya dukungan akses promosi untuk peningkatan pemasaran produk furniture. Pemanfaatan Rumah Kriya Banjarsari Solo merupakan salah satu upaya untuk tujuan tersebut," katanya.
Rumah Kriya Banjarsari sebagai rumah promosi yang efektif untuk produk furnitur di Jateng, khususnya Solo Raya. Sekaligus tempat bertemunya produsen dan pembeli lokal maupun buyer dari luar negeri. Rumah Kriya Banjarsari nantinya dilengkapi web, aplikasi, dan pemasaran online. Juga disertai pengembangan fungsi lainnya sebagai destinasi wisata, sarana edukasi, pelatihan industri kreatif, sarana informasi kayu dan produk kayu.
Sementara, kegiatan obral mebel yang digelar di Rumah Kriya Banjarsari mulai 14-17 Nopember 2019, dititik-beratkan pada kegiatan promosi disertai penjualan produk dari industri kecil menengah (IKM) mebel di Solo Raya. Obral mebel menawarkan produk berkualitas ekspor dengan harga yang ditawarkan diskon hingga 80%.
"Pada even sebelumnya, transaksi yang didapatkan selama pameran sekitar Rp550 juta. Sehingga pada event kali ini diharapkan lebih besar lagi," katanya.
Ketua Koperasi Industri Mebel dan Kerajinan Solo Raya (KIMKAS), Suryanto mengatakan, kegiatan obral mebel cukup ampuh untuk membidik pasar lokal. Sebab, peserta obral mebel adalah ekspor, yang menjual mebel dan kayu olahan ke luar negeri. "Ini adalah obral mebel yang keempat dan diikuti 20 peserta yang biasa melakukan ekspor," katanya.
(amm)