Pengamanan Mako Brimob Srondol Semarang Tetap Utamakan Humanisme

Kamis, 14 November 2019 - 12:37 WIB
Pengamanan Mako Brimob Srondol Semarang Tetap Utamakan Humanisme
Wakapolda Jateng Brigjen Pol Ahmad Luthfi saat melakukan inspeksi pasukan dalam upacara HUT ke-74 Brimob di Mako Brimob Srondol Semarang, Kamis (14/11/2019). FOTO/SINDOnews/AHMAD ANTONI
A A A
SEMARANG - Pengamanan Markas Komando (Mako) Brimob Srondol, Semarang, Jawa Tengah diperketat menyusul serangan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) pagi kemarin. Markas merupakan benteng terakhir yang harus diamankan oleh setiap anggota polisi.

Wakil Kepala Polda Jateng, Brigjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, pengamanan ketat lebih difokuskan pada orang dan barang yang masuk ke wilayah markas. "Pengamanan mako sudah kita lakukan secara rutin, karena mako merupakan benteng terakhir yang harus kita amankan," kata Ahmad Lutfi seusai upacara peringatan HUT ke-74 Brimob di Mako Brimob Srondol Semarang, Kamis (14/11/2019).

Menurutnya, meski pengamanan di mako lebih diperketat, tapi tetap mengedepankan rasa humanis. "Jadi pengamanan yang kita lakukan, baik itu terhadap orang, barang, tapi tidak meninggalkan rasa humanis kita. Karena Polri pada dasarnya adalah melayani masyarakat," ujarnya.

Pengamanan Mako Brimob Srondol Semarang Tetap Utamakan Humanisme


Sementara itu, upacara peringatan HUT Brimob dimeriahkan beragam atraksi seni dan budaya. Ratusan anggota Brimob dan Bhayangkari dengan balutan ragam busana tradisional tampil atraktif membawakan sendratari Lahirnya Gatotkaca hingga tari Pelangi Nusantara yang merupakan perpaduan tarian khas Papua, Bali, Jateng, Nusa Tenggara, dan Jabar.

Wakapolda mengatakan, ragam budaya yang ditampilkan sebagai salah satu budaya lokal yang harus ditumbuhkembangkan di beberapa daerah. "Artinya bahwa Brimob kita, Brimob kita Nusantara untuk semuanya, kita lakukan secara bersama-sama," ujarnya.

Dansat Brimob Polda Jateng Kombes Pol Tory Kristanto mengutarakan, pada ulang tahun Brimob kali ini pihaknya sengaja menampilkan pagelaran seni budaya. Di awal pembukaan ditampilkan tarian Gatotkaca sebagai refrensetatif bahwa angkara murka wajib ditumpas.

"Tadi Gatotkaca itu melambangkan Brimob, sedangkan para angkara murka diperankan oleh segerombolan Buto. Intinya Brimob tidak segan-segan menumpas segala bentuk angkara murka," ungkap Tory.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9682 seconds (0.1#10.140)