Satu Terduga Pelaku Teror Bom Medan dalam Pengejaran

Rabu, 13 November 2019 - 22:46 WIB
Satu Terduga Pelaku Teror Bom Medan dalam Pengejaran
Selain satu pelaku bom bunuh diri yang meninggal dunia, Menko Polhukam Mahfud MD menyebut, ada satu pelaku lagi masih dalam tahap pengejaran. (Foto/SINDOnews)
A A A
JAKARTA - Pelaku teror bom di Polrestabes Medan, Sumatera Utara (Sumut) diduga dilakukan oleh lebih dari satu orang. Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut satu pelaku meninggal dunia di tempat sementara satu terduga pelaku yang lain masih dalam tahap pengejaran.

"Penanganan soal bom yang saat ini sudah diketahui pasti korban jiwa ada satu pelaku, dan empat aparat kita dari polisi, yang satu dari orang biasa (mengalami luka-luka). Yang satu bombernya lari dan masih pengejaran," kata Mahfud MD di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2019).

Mahfud juga mengimbau kepada masyarakat, untuk tidak membagikan lagi gambar korban pengeboman yang mengerikan itu, dan terus mengulasnya lewat pemberitaan. Karena, itu yang dikehendaki oleh teroris untuk menyebarkan teror.

"Saya imbau kepada masyarakat enggak usah men-share atau bagi, sebar gambar-gambar yang mengerikan itu. Beritanya saja diulaslah. Gambarnya itu, aduh. Itu yang dikehendaki teroris agar fotonya tersebar," imbaunya.

Namun kata Mahfud, kalau yang mau bahas soal materi dari terorisme itu tidak mengapa, tapi jangan memuat dan menyebarkan gambar-gambar yang mengerikan itu.

"Membuat kesan bangsa kita yang beringas dan bar bar. Nanti pasti akan diungkap," ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.

Selain itu, Mahfud melanjutkan, program deradikalisasi tidak perlu dievaluasi melainkan diperkuat. Karena dari segi kuantitatif, dari tahun 2017 dan 2018 menunjukkan angka yang lebih tinggi dibanding 2019.

Namun, saat ini terjadi perluasan subjek pelaku di mana dulu hanya laki-laki dewasa, saat ini ada perempuan bahkan seorang ibu yang juga melibatkan anak-anak.

"Nah itu berarti kualitasnya semakin meluas, mengerikanlah. Tapi kuantitasnya menurun. Berarti tingkat antisipasi dari keamanan dan intelijen sudah cukup. Ya perlu ditingkatkan," tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1715 seconds (0.1#10.140)