Ribuan Orang Mengantar Djaduk Ferianto ke Peristirahatan Terakhir

Rabu, 13 November 2019 - 16:50 WIB
Ribuan Orang Mengantar Djaduk Ferianto ke Peristirahatan Terakhir
Ribuan orang mengantar Djaduk Ferianto ke peristirahatan terakhir di pemakaman keluarga Sembung, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, dari Pendopo Seni Bagong Kussudiardja, Kembaran, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Rabu (13/11/2019). Foto/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
BANTUL - Ribuan orang mengantar Djaduk Ferianto ke peristirahatan terakhir di pemakaman keluarga Sembung, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Rabu (13/11/2019). Pemakaman dilaksanakan setelah misa pemberkatan arwah atau misa reguiem arwah di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Kembaran, Ngestiharjo, Kasihan yang selesai pada pukul 15.15 WIB.

Pemberangkatan ke pemakaman diawali dengan upacara telusupan oleh istri dan anak Djaduk . Upacara telusupan sebagai simbol penghormatan terakhir kepada almarhum. Setelah upacara telusupan selesai jenazah Djaduk dibawa dengan ambulans menuju ke pemakaman keluarga pada pukul 15.50 WIB.

Perwakilan keluarga Irjen Pol (Purn) Haka Astana mengucapkan terima kasih kepada semua yang datang guna memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum Djaduk Ferianto yang dipanggil Tuhan, Rabu (13/11/2019) pukul 02.30 di pangkuan istrinya, Petra.(Baca Juga: Ratusan Pelayat Datangi Rumah Duka Djaduk Ferianto)

"Mewakili keluarga kamu mohon maaf jika ada salah dan perbuatan yang tidak berkenan. Berikan maaf semoga arwah almarhum Djaduk diterima sesuai amal bakti, dan keluarga yang ditinggal tabah serta bisa mempejuangkan apa yang diharapkan Djaduk," kata mantan Kapolda DIY ini.

Mantan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim yang hadir melayat mengaku sangat berduka atas meninggalnya Djaduk Ferianto. Dia merasa kehilangan karena sudah tidak bisa lagi mendengar pikiran, pandangan, dan candaan Djaduk. Namun Lukman Hakim ingin mengajak keluarga besar Djaduk Ferianto dan semua pelayat dari perseptif berbeda. Karena inilah saat yang dinanti Djaduk telah tiba, yakni berpulang kepada Sang Pencipta.

"Maka marilah kita hantar kepulangan Mas Djaduk juga dengan suka cita. Sebab beliau telah menyelesaikan tugas kemanusiannya untuk menebar kebajikan dan kedamaian bagi sesama. Mas Djaduk telah menyelesaikan tugas itu dan Tuhan memanggilnya pulang," katanya.(Baca Juga: Romo Georgius Budi Subanar Pimpin Misa Requiem Djaduk Ferianto)

Mudah-mudahan keluarga yang ditinggal tetap diberikan kekuatan dan dapat menjalankan dalam memperjuangkan perdamaian dan mengejawantahkan ditengah masyarakat yang beragam. "Saya banyak berutang rasa dan belajar makna toleransi dari cara Mas Djaduk di dalam kehidupan ini," kata Lukman.

Ia mencontohkan saat Kua Etnika tampil di Kota Batu pada 2012. Ketika bermain musik dan di masjid ada yang melantunkan puji-pujian, Djaduk menghentikan pertunjukkannya. Meskipun Lukman dan wali kota Batu meminta tetap melanjutkannya, tapi Djaduk mengatakan tidak sampai hati jika tetap bermain karena merasa akan menyaingi puji-pujian itu.

"Itulah pelajaran toleransi yang saya dapat dari beliau. Marilah menghantar kepulangannya, mudah-mudahan dapat pulang dengan tenang dan tentram di surganya," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2450 seconds (0.1#10.140)