Banyak Tunggakan Utang, Taksi Argometer Diminta Benahi Manajemen

YOGYAKARTA - Keberadaan taksi argometer di Yogyakarta sudah diujung tanduk. Pembenahan manajemen dan pelayanan menjadi keharusan agar taksi bisa bertahan. Terlebih lagi sebagian besar koperasi taksi di kota Gudeg ini memiliki utang dengan perbankan seperti BPD DIY.

Pimpinan Cabang BPD DIY Kantor Cabang Utama Pingit Yogyakarta, Kwartono Rahmadi mengatakan, banyak perusahaan taksi atau koperasi taksi yang menggunakan dana dari Bank BPD DIY. Sejak masuknya angkutan online menjadikan usaha taksi kian terpuruk. "Kami ingin melakukan penyelamatan juga lewat restrukturisasi utang. Namun ini hanya memperpanjang jangka waktu saja," terangnya kepada wartawan, Minggu (27/1).

Pihaknya memberikan apresiasi terhadap perusahaan taksi yang mau melakukan pembenahan untuk berkompetisi mencari konsumen taksi. Seperti halnya dilakukan Koperasi Taksi Pataga yang menggandeng Blue Bird . "Itu salah satu cara yang baik dan bisa diikuti koperasi taksi lainnya,"ucapnya.

Koperasi taksi memiliki cara membangun kembali image dan melakukan perubahan manajemen di tengah persaingan usaha. "Karena skema restrukturisasi hutang yang kita berikan bukan berarti menghapus utang. Ini solusi memperpanjang sambil menunggu cara koperasi taksi berbenah," kata Kwartono.

Sementara Ketua Koperasi Taksi Indra Kelana, Alex Eman membenarkan kondisi taksi di Yogyakarta sudah terpuruk. Setiap koperasi taksi yang memiliki 59 armada, paling banyak hanya 30 armada yang beroperasi. "Kami bahkan terpkasa merubah taksi menjadi plat hitam sebelum waktu peremajaan. Ini karena memang kesulitan kami dan harus membayar hutang di bank,"ulasnya. Dia mengaku tertarik dengan konsep kemitraan bersama Blue Bird seperti yang dijalin KSU Pataga.(Baca Juga: Gandeng Pataga, Taksi Blue Bird Resmi Beroperasi di Yogyakarta(nun)