USS Chancellorsville Sambangi Selat Taiwan, Interaksi dengan Kapal China

Rabu, 13 November 2019 - 07:00 WIB
USS Chancellorsville Sambangi Selat Taiwan, Interaksi dengan Kapal China
Kapal perang Amerika Serikat, USS Chancellorsville. Foto/US Navy
A A A
TAIPEI - Kapal perang Amerika Serikat (AS) transit melintasi Selat Taiwan untuk pertama kalinya sejak September 2019. Militer Washington mengklaim kru kapal perangnya berinteraksi dengan kru kapal dan pesawat China secara profesional.

Kapal Amerika, USS Chancellorsville, menyambangi Selat Taiwan pada Selasa (12/11/2019). Kedatangan kapal dengan rudal terpandu itu kembali menantang reaksi China yang selama ini memandang Taiwan sebagai provinsinya yang membangkang.

"Kapal penjelajah (bersenjata) rudal USS Chancellorsville (CG 62) melakukan transit Selat Taiwan 12 November (waktu setempat) sesuai dengan hukum internasional. Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata juru bicara Armada ke-7 AS, Reann Mommsen.

"Angkatan Laut AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional," ujarnya.

Transit itu dilakukan ketika Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengunjungi Jepang untuk pertemuan dengan Perdana Menteri Shinzo Abe guna membantu memperbaiki hubungan diplomatik dengan Korea Selatan setelah pertikaian baru-baru ini mengenai pembagian intelijen antara Tokyo dan Seoul.

"Semua interaksi antara kapal dan pesawat (China) profesional dan rutin selama transit," imbuh seorang pejabat Angkatan Laut AS kepada Fox News, Rabu (13/11/2019), tanpa disebutkan namanya.

Menteri Pertahanan Mark Esper dijadwalkan akan memulai tur ke empat negara Asia pada hari Rabu. Menurut Pentagon, empatr negara Asia yang dikunjungi adalah Korea Selatan, Thailand, Filipina dan Vietnam.

Transit Selat Taiwan adalah yang kesembilan yang dilakukan kapal-kapal perang Angkatan Laut AS sepanjang tahun ini. Yang terakhir terjadi pada akhir September, ketika kapal perang USS Antietam melakukan transit serupa.

Meskipun ada ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, Pentagon di bawah kepemimpinan Esper telah berusaha untuk berputar menjauh dari kawasan itu dan menuju China dan Rusia. "Pencurian teknologi China untuk keuntungan militer sangat mengejutkan," kata Esper di London beberapa waktu lalu.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9070 seconds (0.1#10.140)