Bawaslu Solo Dorong Keterwakilan 30% Pengawas Perempuan

Selasa, 12 November 2019 - 13:30 WIB
Bawaslu Solo Dorong Keterwakilan 30% Pengawas Perempuan
Bawaslu Solo mendorong keterwakilan perempuan sebagai anggota pengawas pemilihan dalam Pilwalkot pada 2020 mendatang. FOTO/DOK.KORAN SINDO
A A A
SOLO - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Solo mendorong keterwakilan perempuan sebagai anggota pengawas pemilihan dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) pada 2020 mendatang. Sebanyak 30% keterwakilan perempuan diharapkan dapat direkrut sebagai anggota pengawas di tingkat kecamatan.

Anggota Bawaslu Solo Poppy Kusuma Nataliza mengatakan, dalam satu pekan ke depan pihaknya akan mempersiapkan rekrutmen pengawas pemilu tingkat kecamatan (Panwascam). Hal ini bersamaan dengan mulai berjalannya tahapan Pilwalkot 2020 yang harus segera diawasi.

"Sesuai tahapan, akhir November harus melakukan pengumuman untuk perekrutan pengawas di tingkat kecamatan. Hal ini sesuai Keputusan Ketua Bawaslu RI nomor 0883 tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembentukan Panwas Kecamatan tahun 2019," kata Poppy Kusuma, Selasa (12/11/2019).

Pihaknya kini tengah menggenjot sosialisasi perekrutan pengawas, terutama di kalangan perempuan. Target 30% keterwakilan perempuan dinilai perlu. Terlebih jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilu 2019 lalu sebanyak 51,4% juga dari kalangan perempuan. Data KPU Solo menyebutkan bahwa jumlah pemilih perempuan wilayah Solo mencapai 216.962 orang dari jumlah DPT 421.999 orang.

Selain pertemuan langsung dengan warga, sosialisasi juga akan dilakukan melalui berbagai media sosial maupun web milik Bawaslu Solo. Pada Pemilu 2019 lalu, jumlah pengawas tingkat kecamatan maupun kelurahan dari perempuan belum mencapai 30%. Sehingga untuk Pilwalkot Solo diupayakan agar kaum perempuan bisa memenuhi keterwakilannya di angka tersebut.

Ketua Bawaslu Solo Budi Wahyono menyebut, kaum perempuan dinilai efektif dalam penanggulangan berita yang mengandung SARA, hoaks, hingga ujaran kebencian. Sebab tak sedikit dari kaum perempuan saat ini merupakan pegiat atau aktif di media sosial. Apabila kaum perempuan dapat dioptimalkan, dirinya yakin berbagai ujaran kebencian, SARA dan hoaks bisa ditanggulangi sejak dini.

"Selain lebih aktif dalam dunia maya, saat ini jumlah perempuan sebagai pemilih di Kota Solo juga lebih banyak daripada Laki-laki," kata Budi Wahyono.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3580 seconds (0.1#10.140)