UAD Gelar Kuliah Umum Inovasi Astronomi Inklusi

Selasa, 12 November 2019 - 07:30 WIB
UAD Gelar Kuliah Umum Inovasi Astronomi Inklusi
UAD Gelar Kuliah Umum Inovasi Astronomi Inklusi. Ilustrasi
A A A
YOGYAKARTA - Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menggelar kuliah umum inovasi teknologi dalam pengembangan astronomi difabel di kampus UAD, Senin (11/11/2019). Kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan astronomi, khususnya bagi kaum difabel serta mendorong inovasi teknologi antariksa sekaligus mensosialisaikan kebijakan lembaga penerbangan dan antariksa nasional (Lapan).

Kuliah umum menghadirkan kepala Lapan Prof. Thomas Djamaludin. Rektor UAD Yogyakarta, Muchlas mengatakan, untuk pengembangan astronomi agar bisa dipelajari semua kalangan, termasuk kaum difabel, saat ini UAD sedang mengembangkan inovasi teknologi astronomi. Di antaranya dengan kuliah umum tentang inovasi teknologi dalam pengembangan astronomi inklusi.

“Diharapkan dengan kuliah umum akan meningkatkan kesadaran pengetahuan tentang astronomi bagi para mahasiswa dan publik, termasuk mereka yang masuk kategori difabel,” kata Muchas dalam sambutannya.

Menurut Muchlas, astronomi inklusi ini menjadi penting karena pada dasarnya setiap orang berhak untuk mendapatkan kesempatan belajar yang sama, termasuk dalam bidang astronomi. Selama ini muncul pikiran bahwa astronomi hanyalah untuk mereka yang normal secara fisik saja.

Padahal, dengan kesadaran, kemauan bersama semua pihak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih menjadikan astronomi bisa dinikmati oleh semua orang. “Karena isu ini relatif baru, maka diperlukan banyak inovasi pengembangan untuk mewujudkannya, termasuk adanya general lecture di UAD ini,” paparnya.

Prof Thomas Djamaluddin menjelaskan Lapan memiliki empat kompetensi utama. Pertama, sains antariksa dan atmosfer. Kedua, teknologi penerbangan dan antariksa. Ketiga, penginderaan jarak jauh. Keempat, kajian kebijakan penerbangan dan antariksa. “Kalau berbicara astronomi untuk disabilitas perlu ada metode dan peralatan peraga yang perlu disesuaikan,” jelanya.

Menurutnya di negara maju sudah ada teknologi atau pola pembelajaran astronomi untuk tuna netra. Sehingga disabilitas dapat mempelajari astronomi dan menikmati alam semesta.

Ketua panitia kegiatan sekaligus direktur Pusat Studi Astronomi UAD Yudhiakto menambahkan, semua orang berhak untuk belajar, apa pun kondisinya dan di mana pun tempatnya. “Astronomi untuk semuanya, ilmu pengetahuan untuk semuanya,” tambahnya.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.9475 seconds (0.1#10.140)