Serunya Emak-Emak Flashmob Perahu Layar di Semarang

Kamis, 07 November 2019 - 22:18 WIB
Serunya Emak-Emak Flashmob Perahu Layar di Semarang
Ratusan emak-emak di Kota Semarang menggelar flashmob untuk memeringati Hari Wayang Sedunia, 7 November 2019. FOTO : iNews.id/Taufik Budi
A A A
SEMARANG - Ratusan emak-emak di Kota Semarang Jawa Tengah mendadak berkumpul untuk menggelar flashmob untuk memeringati Hari Wayang Sedunia, 7 November 2019. Mereka asyik bergoyang dengan iringan lagu Jawa berjudul "Perahu Layar".

Mereka berkumpul di halaman Gedung Rajawali Semarang Cultural Center di Jalan Piere Tendean Semarang. Dengan pakaian serbamerah, emak-emak ini langsung mengambil barisan dan bergoyang secara kompak.

Selama kurang lebih tiga menit, teriakan dan tawa menggema berbarengan dengan musik Perahu Layar yang disetel keras. Meski beragam usia, namun emak-emak ini tampak luwes dan lancar melakukan gerakan-gerakan yang cukup sulit.

Bukan saja serempak menggoyangkan pinggul, namun mereka juga harus bisa melakukan gerakan memutar. Goyangan di bawah cahaya mentari menjelang senja itu, kian sempurna dengan kaki dan tangan yang tak berhenti begerak.

"Flashmob ini dalam rangka Hari Wayang Sedunia yang jatuh pada tanggal 7 November. Dan ini adalah ibu-ibu yang hebat dari Kota Semarang," kata Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, di tengah peserta flashmob, Kamis (7/11/2019).

Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut menambahkan, sengaja memilih lagu Jawa agar sekaligus melestarikan budaya. Ibu-ibu ini terdiri dari beragam kalangan yang tergerak untuk menjaga budaya tradisional agar tak punah.

"Flashmob ini nuansanya beda yaitu dengan iringan lagu Perahu Layar sehingga menanamkan juga rasa handarbeni (memiliki dan melestarikan) kebudayaan Jawa," terang perempuan yang kembali maju pada kontestasi Pilkada 2020 tersebut.

Dia mengatakan, rangkaian acara untuk menyambut Hari Wayang Sedunia masih dilanjutkan dengan pementasan wayang orang. Pengurus DPD PDIP Jateng beserta wakil rakyat di DPRD bakal mengambil peran dalam pentas wayang dengan lakon "Semar Mbangun Kayangan".

"Ya tentu makna itu lakon itu menggambarkan bagaimana seorang tokoh Semar yang mumpuni yang sakti mandraguna dan menjadi panutan bagi tokoh wayang di pewayangan," jelasnya.

Dia menyatakan, Pemkot Semarang berkomitmen untuk terus mendukung budaya tradisional. "Banyak tempat yang digunakan untuk pertunjukan, contohnya kita mempertahankan Ngesti Pandowo, kemudian Sobokarti, di sana juga ada tokoh-tokoh seniman wayang orang ada tempat baru yaitu Taman Indonesia Kaya," tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.4991 seconds (0.1#10.140)