Heboh Tanah Masjid di Sukoharjo Diagunkan ke Bank, Begini Ceritanya

Kamis, 07 November 2019 - 21:11 WIB
Heboh Tanah Masjid di Sukoharjo Diagunkan ke Bank, Begini Ceritanya
Masjid Riyadhul Jannah di Dukuh Bangsri Cilik, Desa Kriwen, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo. FOTO/IST
A A A
SUKOHARJO - Takmir Masjid Riyadhul Jannah di Dukuh Bangsri Cilik, Desa Kriwen, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo tengah berupaya menyelesaikan persoalan tanah yang menjadi tempat berdirinya masjid. Sejak 2011 lalu, tanah pribadi yang menjadi tempat berdirinya masjid, statusnya menjadi agunan di bank.

Ketua Takmir Masjid Riyadhul Jannah Winaryo mengatakan, ketika dijadikan agunan ke bank kondisi tanahnya masih kosong. Setelah beberapa bulan kemudian, baru didirikan masjid di lokasi itu. Setelah berjalannya waktu, mulai muncul persoalan karena terjadi kredit macet beberapa bulan.

"Yang punya rumah katakannya memburuk masalah ekonomi. Kemudian pihak bank baru tahu ketika survei kalau ada masjid. Namun saat diagunkan kondisinya masih bongkaran bekas rumah diratakan," kata Winaryo saat dihubungi SINDOnews, Kamis (7/11/2019).

Saat diagunkan sekitar Februari 2011, kondisinya masih tanah kosong. Selang 8 bulan atau Oktober 2011, masjid yang dibangun di lokasi itu diresmikan. Saat dibangun, tanah statusnya belum wakaf. Pemilik tanah kala itu memiliki rencana untuk melakukan wakaf. "Tapi karena tanah masih dalam agunan, maka belum bisa proses," ungkapnya.

Karena di atas tanah tersebut berdiri masjid, pihak bank hanya memberikan status dalam pengawasan.Takmir masjid mengetahui tanah dalam status menjadi agunan, informasinya dari bank awal 2012. Pihak bank dulu pernah mencarikan pembeli untuk menyelesaikan persoalan itu tapi gagal. Setelah persoalan Masjid Riyadhul Jannah viral, pihak keluarga menyerahkan semuanya untuk diwakafkan. Total luas tanah mencapai 1.620 meter persegi. Sedangkan tanah yang dipakai untuk bangunan masjid luasnya sekitar 700 meter persegi.

Pihak bank pernah menempeli plakat yang intinya menyebutkan bahwa tanah itu dalam pengawasan. Saat ini, takmir masjid bersama jamaah yang peduli telah membuat tim penyelamat Masjid Riyadhul Jannah. Tim mengadakan donasi untuk pembebasan lahan dari bank.

Takmir masjid bersama tim, telah berkomunikasi dengan pihak keluarga pemilik tanah maupun bank. Plakat dalam pengawasan bank terpasang tiga bulan terakhir. Namun belakangan plakat telah dicopot. Negosiasi dengan bank tengah dilakukan. Tim akan berkumpul guna melihat besaran donasi yang telah masuk. Pembukaan donasi baru berjalan satu minggu terakhir.

"Kami nanti akan berkumpul untuk melihat rekening karena bendara yang pegang. Maksudnya, kami tidak berani buka rekening atas nama pribadi untuk donasi. Pembukaan rekening untuk donasi masuk ke yayasan yang berbadan hukum," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7257 seconds (0.1#10.140)