Film Anak Garuda Angkat Kisah Inspiratif Tujuh Alumni Sekolah SPI

Kamis, 31 Oktober 2019 - 13:00 WIB
Film Anak Garuda Angkat Kisah Inspiratif Tujuh Alumni Sekolah SPI
Film Anak Garuda yang diproduksi Butterfly Pictures bakal mengangkat kisah nyata yang penuh inspiratif. FOTO/BUTTERFLY PICTURES
A A A
SEMARANG - Film Anak Garuda yang diproduksi Butterfly Pictures bakal mengangkat kisah nyata yang penuh inspiratif. Film ini dijadwalkan tayang di layar lebar (bioskop) pada 2 Desember mendatang.

Film yang disutradarai Faozan Rizal ini mengisahkan perjuangan tujuh alumni Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) yang meraih kesuksesan dan memutus mata rantai kemiskinan keluarganya. Masing-masing Olfa, Robet, Yohana, Dila, Sayyidah, Wayan, dan Sheren. Mereka dimentori Julian Eka Putra alias Koh Jul. Kini, mereka dikabarkan telah memiliki omzet miliaran rupiah dan menyisihkan dana tersebut untuk membantu mengelola Sekolah SPI gratis itu.

Bagi orang tua, guru, dan pemimpin, film ini mengisahkan bagaimana Julianto Eka Putra sebagai mentor memiliki metode yang unik dalam menangani anak-anak yatim piatu dengan banyak luka batin dan kepahitan hidup, lalu mentransformasi mereka menjadi pribadi yang bernilai.

Syuting film dilakukan di kawasan Batu dan Malang, serta beberapa kota di kawasan Eropa. Film ini dibintangi Ajil Ditto dan Tissa Biani. Sementara, Band Cokelat didaulat mengisi soundtrack film Anak Garuda. Julian Eka Putra selaku mentor berharap film Anak Garuda dapat menyentuh berbagai kalangan.

Sebelumnya, kisah Anak Garuda lebih dulu tayang dalam bentuk komik digital sejak 17 Mei 2019. Ceritanya terangkum dalam 24 babak yang ditayangkan selama enam bulan.

"Saya merasa tidak harus tokoh-tokoh yang terkenal saja yang difilmkan. Tapi juga pahlawan zaman sekarang yang berjuang untuk meraih mimpi. Mereka alumni SPI sangat menginspirasi, tidak hanya untuk anak muda, melainkan semua orang," kata Julian dalam siaran pers, Kamis (31/10/2019).

Dia mengungkapkan, film mengenai kisah inspiratif masa sekolah bukanlah hal baru di industri film Indonesia. Namun, Anak Garudamengambil sisi lain SPI yang tidak hanya sekolah untuk mencerdaskan siswanya, melainkan juga menyejahterahkan mereka.

Sementara, Johan Budiman Raharjo, mentor lain mengatakan, Sekolah SPI merupakan sekolah yang dikhususkan untuk anak-anak yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena terkendala biaya. Baik itu kaum dhuafa, anak yatim maupun yatim piatu.

SPI yang setiap tahun menerima sedikitnya 100 siswa itu diasuh oleh 25 guru profesional. Selain pelajaran teori, sebagian besar diutamakan pratikum di berbagai bidang entrepreneur.

"Mereka juga belajar bagaimana mengatasi perbedaan (suku, ras, agama), mengatasi luka batin dan kepahitan hidup yang pernah mereka alami, serta menjadi pengendali bagi diri mereka sendiri dan segala masalahnya (minder, kemarahan, kebencian, iri hati, dan sebagainya)," ujarnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4933 seconds (0.1#10.140)