Dibutuhkan Rumah Sakit Siap Stroke di Indonesia

Rabu, 30 Oktober 2019 - 22:00 WIB
Dibutuhkan Rumah Sakit Siap Stroke di Indonesia
Ilustrasi. / Foto: Medical Xpress
A A A
JAKARTA - Angels Initiative mendorong rumah sakit di Indonesia untuk menjadi rumah sakit siap stroke dengan menerapkan standardisasi layanan stroke terpadu. Angels Initiative merupakan sebuah program kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit bagi penderita stroke.

Angels Initiative diprakarsai Boehringer Ingelheim, sebuah perusahaan farmasi global berbasis riset, sebagai inisiatif penanganan stroke yang bersifat nonkomersial. Inisiatif ini secara global didukung European Stroke Organization (ESO) dan World Stroke Organization (WSO).

Di Indonesia, Angels Initiative bekerjasama dengan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Indonesian Stroke Society (ISS), Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) dan Direktorat Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Saat ini terdapat 120 rumah sakit yang terdaftar dalam program Angels Initiative dengan 37 rumah sakit yang sudah terkualifikasi menjadi rumah sakit siap stroke. Melalui program ini, sekitar 2.000 pasien stroke telah ditangani sejak 2017 di Indonesia.

Namun, Indonesia membutuhkan sekitar 435 rumah sakit siap stroke untuk melayani sekitar 269 juta penduduk Indonesia. Salah satu rumah sakit siap stroke di Indonesia adalah RS PON di Jakarta.

Dalam Asia Pacific Stroke Conference (APSC) di Manila pada 2-5 Oktober 2019, RS PON dianugerahi penghargaan Gold WSO Angels Award –yang pertama untuk Indonesia. WSO Angels Award merupakan suatu pengakuan dan penghargaan terhadap tim maupun individu yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas praktik penanganan stroke dan membangun budaya pengawasan berkelanjutan.

RS PON menerima penghargaan berdasarkan tujuh kriteria, di antaranya adalah jumlah waktu yang dibutuhkan rumah sakit untuk menangani pasien, jumlah pasien yang menjalani prosedur imaging medis, jumlah pasien yang keluar dari rumah sakit dengan pemberian obat antitrombotik, serta adanya unit khusus untuk merawat pasien stroke.

"Kami sudah bekerja sama dengan Angels Initiative agar dapat menyediakan penanganan cepat oleh unit khusus stroke untuk mengurangi angka kematian, disabilitas, komplikasi dan waktu rawat inap," ujar Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS.

"Kami berharap penghargaan ini bisa mendorong rumah sakit lain di Indonesia untuk menjadi rumah sakit siap stroke. Semakin banyak rumah sakit yang menerapkan praktik penanganan siap stroke terbaik, kami percaya dalam jangka panjang jumlah kematian dan disabilitas yang disebabkan oleh stroke di Indonesia dapat berkurang secara signifikan," paparnya.

Stroke merupakan penyebab kematian paling umum kedua di dunia dan penyebab disabilitas paling umum ketiga. Prevalensi stroke di Asia Tenggara diperkirakan mencapai 14,6 persen dan menyumbang sebanyak 4,5 juta dari 30,7 juta kasus stroke di dunia.

Di Indonesia, stroke merupakan penyebab kematian nomor 1 dan dengan tingkat disabilitas yang tinggi mencapai 65 persen. Sementara, sistem penanganan stroke di negara-negara di kawasan Asia Tenggara berada di berbagai tahapan perkembangan.

"Sebagaimana negara-negara lain di Asia Tenggara, sistem penanganan stroke di Indonesia menghadapi tantangan serupa dalam hal beban stroke yang tinggi dan kesenjangan yang signifikan dalam jumlah pusat penanganan stroke dan rumah sakit siap stroke," kata Head of Medical Representatif Angels Initiative di Indonesia, dr. Temmy Winata.

"Angels Initiative bertujuan untuk meningkatkan jumlah rumah sakit siap stroke sehingga lebih banyak pasien yang memiliki akses, serta mengoptimalkan kualitas penanganan di pusat-pusat penanganan stroke yang baru maupun yang sudah ada," tambahnya.

Setiap negara di mana Angels Initiative berada memiliki Tim Konsultan Angels yang mendukung rumah sakit dalam mengimplementasikan program peningkatan penanganan stroke. Konsultan Angels membuat penilaian dan melakukan simulasi, baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit, bersama dengan tim rumah sakit untuk membandingkan penanganan stroke yang telah berjalan di rumah sakit saat ini dengan pedoman tata laksana stroke nasional atau internasional dan tata laksana klinis terbaik.

Konsultan Angels pun memberikan pelatihan dan dukungan berkelanjutan untuk staf rumah sakit serta pengawasan proses dan kualitas pelayanan stroke. "Angels Initiative percaya akan pentingnya penanganan pasien stroke sesegera mungkin. Dengan mengikuti standar terbaik di pusat-pusat khusus penanganan stroke, pasien dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk bertahan hidup dan menjalani kehidupan tanpa disabilitas," jelas dr. Temmy.

Urgensi mengenai hal ini pun disadari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pada Juli 2019, pemerintah meluncurkan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stroke (PNPK Stroke) sebagai referensi standar penanganan stroke di Indonesia. Angels Initiative mendukung peluncuran pedoman nasional tersebut, yang akan digunakan oleh para dokter spesialis saraf dan dokter umum dalam menangani pasien stroke.

PNPK Stroke diluncurkan untuk menjadi pedoman komprehensif yang mencakup pengananan stroke pra-rumah sakit, terapi definitif di rumah sakit, dan sistem rujukan antar rumah sakit.

"Berdasarkan WHO Country Risk Profile, stroke masih menjadi penyebab kematian nomor satu pada 2012 dan angka ini belum berubah. Oleh karena itu, kami melihat kebutuhan dan urgensi manajemen penanganan stroke terpadu untuk memprioritaskan penanganan pasien prarumah sakit, pemulihan dan rehabilitasi stroke," terang Kasubdit Pelayanan Medik dan Keperawatan, Kemenkes RI, dr. Nani H. Widodo, Sp.M, MARS.

Namun, selain beban stroke di Indonesia, terdapat tantangan dalam menangani stroke. Hal ini termasuk belum diterapkannya standardisasi manajemen penanganan stroke di semua rumah sakit, kurangnya tim stroke yang terintegrasi, kurangnya peralatan dan fasilitas penanganan stroke, kurangnya jejaring pelayanan stroke yang terintegrasi, termasuk sistem Layanan Darurat Medis (Emergency Medical Service).
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1519 seconds (0.1#10.140)