UMK Kabupaten Gunungkidul Terendah se-DIY

YOGYAKARTA - Pemda DIY bersama Pemkab dan Pemkot di DIY menyepakati upah minimum Kabupaten (UMK) serta upah minimum Provinsi (UMP). Dari kesepakatan bersama diketahui untuk UMK Gunungkidul menjadi terendah dibandingkan empat kabupaten/kota lain di DIY.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY Andung Prihadi Santosa mengatakan, untuk UMK Gunungkidul memang paling rendah. Sedangkan yang tertinggi untuk UMK adalah kota Yogyakarta yang mencapai Rp 2.004.000. "Untuk UMK Gunungkidul disepakati sebesar Rp1.705.000, atasnya Kabupaten Kulonprogo yaitu Rp1.750.000," terangnya usai koordinasi dengan Kabupaten /Kota se-DIY di Kepatihan Yogyakarta, Rabu (30/10 /2019).

Dijelaskannya untuk besaran UMP maupun UMK di DIY telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Pemerintah Daerah di seluruh wilayah DIY lanjutnya, sudah menyepakati besaran UMP dan UMK tahun 2020 melalui rapat koordinasi yang dilakukan oleh Gubernur, Bupati/Walikota se-DIY beserta jajarannya Rabu (30/10/2019).

“Jadi memang ini hasil kesepakatan dari Dewan pengupahan provinsi, kabupaten kota, gubernur dan bupati/wali Kota. Besaran UMP dan UMK untuk tahun 2020 adalah mengacu PP 78 tahun 2015. Ada angka total kenaikan 8,51 persen,” ujarnya.

Andung melanjutkan, untuk formula perhitungan UMP dan UMK ini menggunakan angka, data-data dan inflasi. Hal ini juga mengacu pada aturan dari Menteri Tenaga Kerja.

Secara rinci untuk UMP DIY tahun 2020 mengalami kenaikan dari Rp1.570.922.73 di tahun 2019 ini menjadi Rp1.794.608,25. Meski meningkat namun diakui UMP DIY paling rendah dibandingkan provinsi lain di Indonesia.

Sedangkan untuk UMK secara rinci sebagai berikut. Kota Yogyakarta sebesar Rp2.004.000, Sleman sebesar Rp1.846.000, Bantul Rp1.790.500, Kulonprogo Rp1.750.500, Gunungkidul Rp1.705.000.