Mahasiswa UGM Olah Sampah Jadi Bahan Komposit Beton

Selasa, 29 Oktober 2019 - 12:46 WIB
Mahasiswa UGM Olah Sampah Jadi Bahan Komposit Beton
Mahasiswa UGM menunjukkan komposit beton dengan bahan dari limbah plastik di UGM, Selasa (29/10/2019). Foto/Dok Humas UGM
A A A
YOGYAKARTA - Sampah plastik selama ini hanya dibuang begitu saja menjadi limbah. Padahal sampah plastik susah terurai sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan hidup.

Berangkat dari persoalan itu, lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) akhirnya mempunyai ide untuk mengolah sampah plastik menjadi komposit beton. Selain menjaga lingkungan dari pencemaran, mengolah plastik menjadi komposit beton juga memberikan manfaat bagi kehidupan mahluk hidup.

Adalah Putra Makmur Boangmanalu (Kimia-FMIPA), Stephanus Satria Wira Waskitha (Kimia-FMIPA), Vidiskiu Fortino Kurniawan (Ilmu Komputer-FMIPA), Nicolaus Elka Yudhatama (Teknik Kimia-FT), dan Reza Yustika Bayuardi (Teknik Kimia-FT) yang mewujudkan ide pengolahan sampah plastik itu. Inovasi ini meraih medali emas di ajang internasional 2nd World Innovation Technology Expo (WINTEX) 2019 Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) di Jakarta pada 9-12 Oktober 2019 lalu.

Putra Makmur Boangmanalu mengatakan, ide mengolah sampah muncul dari keprihatinannya bersama teman-teman terhadap melimpahnya plastik di lingkungan sekitar. Bahkan jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu. "Dari persoalan itu kami terpikir untuk membuat komposit beton sebagai upaya mengurangi limbah plastik yang dapat langsung diaplikasikan kepada masyarakat," kata Putra di UGM, Selasa (29/10/2019).

Untuk membuat komposit beton digunakan bijih botol plastik jenis polietilen tereftalat (PET). Limbah plastik tersebut dicacah menggunakan mesin untuk selanjutnya dipanaskan dengan suhu 410-5.800 derajat Celcius selama 30 menit.

"Langkah berikutnya lelehan plastik dicampur dengan pasir elod sebagai pengganti semen. Selanjutnya, dicetak dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm dan dikeringkan selama tujuh hari," katanya.

Menurut Putra, produk komposit beton yang dihasilkan memiliki kuat tekan lebih tinggi dibandingkan produk sejenis di pasaran. Produk komposit beton dari lelehan plastik ini mempunyai kuat tekan 15,52 MPa dengan pengeringan selama tujuh hari. Sedangkan kuat tekan beton M15 atau produk yang telah ada di pasaran dengan pengeringan selama 28 hari sebesar 15 MPa.

"Artinya komposit beton plastik ini lebih kuat daripada beton yang biasanya digunakan. Ini berbeda dengan ecobrick karena ada proses pencairan," ujarnya.

Vidiskiu Fortino Kurniawan menambahkan, produksi komposit beton dari limbah sampah plastik dilakukan dapat mandiri oleh masyarakat. Pasalnya, proses pembuatannya tidak membutuhkan alat-alat berat tapi memakai material alat yang telah dimodifikasi. Komposit beton ini dapat digunakan untuk paving blok.

"Yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kami bagaimana bisa membuat komposit beton dengan harga yang kompetitif dengan batako biasa. Ini masih jadi tantangan bagi kami ke depannya," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.9835 seconds (0.1#10.140)