Memprihatinkan, Begini Kehidupan Santri yang Ramal Prabowo Jadi Menteri

Selasa, 29 Oktober 2019 - 11:57 WIB
Memprihatinkan, Begini Kehidupan Santri yang Ramal Prabowo Jadi Menteri
Muhammad Azkal Fikri kini tidak lagi belajar di Ponpes API Tegalrejo, Magelang karena harus membantu keluarga. FOTO/iNews/Suryono
A A A
PEKALONGAN - Muhammad Azkal Fikri, santri yang pernah viral gara-gara menyebut Prabowo Subianto salah satu menteri di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2016 silam ternyata kini tak lagi belajar di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang. Santri asal Desa Kuripan Lor Gang 23, Kelurahan Kuripan Yosorejo, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan tersebut memutuskan pulang ke rumah untuk membantu keluarga.

Fikri semestinya belajar di Ponpes API Tegalrejo Magelang selama 10 tahun. Namun di tahun kelima, dia memutuskan keluar dari pondok. "Saya pulang dari pondok bukan karena saya sudah males atau tidak betah di pondok, tapi karena saya merasa kok saya tidak berbakti sama orang tua. Saya akhirnya pulang," katanya ditemui di rumah neneknya, Kelurahan Kuripan, Kota Pekalongan, Senin (28/10/2019).

Saat ini, Fikri sibuk bekerja membantu pamannya mencetak kartu dan menenun. Saat libur, dia memanfaatkan waktunya untuk belajar di kamar yang dibuatnya sendiri di atas dapur rumahnya dengan menggunakan bambu.

Di tempat itulah, Fikri terus mengasah ilmunya yang telah dia dapat selama lima tahun nyantri di Ponpes Tegalrejo. Terkadang, bila rasa kangen dengan suasana pondok, Fikri mengaji dan kadang membuka ponsel rekaman di Youtube.

Fikri mengaku pengalaman paling berkesan bertemu dan bersalaman langsung dengan Presiden Jokowi. Dia kadang tersenyum sendiri melihat jejak digitalnya saat menjawab pertanyaan orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Fikri mengaku saat itu memang menginginkan sepeda yang terpajang di panggung. Sambil berdoa, dirinya meminta sepeda dan ternyata doanya terkabulkan.

Fikri merupakan anak pertama dari pasangan Ali Mukti dan Eni Robiyanti. Namun sejak usia tiga tahun, Fikri ditinggalkan ibunya yang pergi entah ke mana.

Sejak kecil Fikri bersama adiknya, Dewi Faradillah dirawat neneknya, Timbul. Ayahnya pekerja serabutan sehingga Fikri memutuskan sendiri untuk keluar dari pondok.

Nenek Fikri, Timbul menyebutkan, cucu keempatnya itu memang berkeinginan kuat untuk menjadi santri sejak kecil. "Dia lulus SD langsung mondok. Katanya pengin mondok saja," ucapnya.

Dia berharap agar sang cucu bisa kembali ke pondok pesantren agar bisa mendalami ilmu agama hingga menjadi orang berguna.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4221 seconds (0.1#10.140)