Iran Sebut ISIS Tak akan Mati Selama Masih Dibutuhkan AS

Senin, 28 Oktober 2019 - 22:06 WIB
Iran Sebut ISIS Tak akan Mati Selama Masih Dibutuhkan AS
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ali Rabiei menuturkan, penyebaran paham-paham radikal yang dianut ISIS tidak akan mati, meski Baghdadi telah mangkat. Foto/Reuters
A A A
TEHERAN - Paham radikal yang dianut ISIS tidak akan mati meski Abu Bakar al-Baghdadi meninggal, ini lantaran AS terus memelihara ideologi tersebut, untuk membantu Washington mencapai tujuan mereka di kawasan. Pernyataan itu disampaikan Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ali Rabiei.

Rabiei mengatakan bahwa kematian Baghdadi, meskipun simbolis, tidak berarti perang melawan ISIS selesai, sama seperti membunuh mantan pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, yang tidak mengakhiri terorisme.

"Kematian Baghdadi adalah akhir dari simbol terorisme suntik-destruktif, menyuntikkan ideologi yang mematikan ke dalam hati masyarakat manusia dan menghancurkan citra Islam di mata publik. Namun, sama seperti kematian bin Laden tidak menghilangkan teror, kematian Baghdadi juga tidak akan menjadi akhir dari ISISme," ucap Rabiei.

Alasan utama untuk ini, Raebiei berpendapat, adalah fakta bahwa Washington tidak akan berhenti melakukan kebijakan yang memelihara jenis ideologi ekstremis yang sama yang diwakili oleh Baghdadi.

"Kematian bin Laden dan Baghdadi hanya mengakhiri satu bab dalam perang melawan terorisme bermerek ISIS. Konsep itu masih berkembang melalui kebijakan Amerika dan petrodolar regional. Ini adalah rawa-rawa pemelihara teror yang perlu dikeringkan," ugkapnya, seperti dilansir PressTV pada Senin (28/10/2019).

Dia mengatakan, AS melakukan yang terbaik untuk menggambarkan invasi dan sanksi kejam sebagai bagian dari perjuangannya melawan terorisme, sementara pada kenyataannya terorisme di Timur Tengah dan Afrika Utara disebabkan oleh kebijakan intelijen militer, menjarah minyak dan mendukung tirani Washington.

Rabiei lalu menuturkan, dengan membunuh Baghdadi, AS tidak bisa berharap untuk mengabaikan perannya dalam menciptakan bin Laden dan Baghdadis.

"Kita tidak boleh lupa bahwa di mata negara-negara di kawasan itu, membunuh salah satu teroris paling berbahaya di dunia tidak akan membasuh tangan para pendukungnya darah puluhan ribu orang yang kehilangan nyawa mereka karena Daesh atau kehilangan hak untuk hidup sejahtera karena efeknya yang lama," tambahnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0371 seconds (0.1#10.140)