AS Punya 50 Bom Nuklir di Pangkalan Udara Turki

Sabtu, 26 Oktober 2019 - 12:00 WIB
AS Punya 50 Bom Nuklir di Pangkalan Udara Turki
Pangkalan Udara Incirlik, Turki, tempat Amerika Serikat menempatkan sekitar 50 bom nuklir. Foto/REUTERS/Tobias Schwarz
A A A
WASHINGTON - Saat krisis negeri Suriah mengadu pasukan Turki dengan pasukan Kurdi yang sama-sama sekutu Amerika Serikat (AS), para pejabat Pentagon telah meninjau rencana untuk mengevakuasi 50 bom nuklir yang disimpan di Pangkalan Udara Incirlik di Turki.

Arahan kongres kepada Pentagon agar dengan cepat menilai rumah-rumah alternatif untuk personel dan aset AS yang saat ini ditempatkan di Pangkalan Udara Incirlik adalah bagian dari rancangan undang-undang (RUU) bipartisan yang lebih luas, yang masih diperdebatkan, yang mengusulkan sanksi terhadap Turki. Presiden Donald Trump telah dipaksa untuk mengeluarkan jaminan publik bahwa senjata itu aman.

Selama Perang Dingin, AS menempatkan bom nuklir B-61 di Turki, di antara negara-negara NATO lainnya. Secara formal, AS mengendalikan senjata selama masa damai, tetapi pasukan negara-negara tuan rumah berlatih dan melengkapi pesawat dengan bom nuklir sehingga mereka bisa menjatuhkan bom dengan dukungan AS dalam kasus perang.

Idenya saat itu adalah untuk mencegah pasukan Angkatan Darat Soviet dan meyakinkan sekutu-sekutu AS dengan menjelaskan bahwa Washington akan bersedia mengambil risiko perang nuklir untuk memblokir invasi Soviet terhadap sebuah negara yang menampung bom-bom itu.

Selain itu, pada tahun-tahun sebelum AS mengembangkan rudal balistik antarbenua, Washington menghadirkan cara bagi NATO untuk menunjukkan bahwa mereka dapat bertindak cepat untuk menanggapi serangan Soviet.

Selain 50 bom nuklir di Pangkalan Udara Incirlik, Turki selatan, AS juga menempatkan bom serupa di Belgia, Jerman, Italia, dan Belanda. Semuanya adalah sisa-sisa senjata nuklir terakhir dari strategi Perang Dingin. AS mulai menarik bom nuklir dari negara-negara NATO setelah Perang Dingin berakhir, dan sejak 2000 telah mengevakuasi 40 bom dari Turki.

Dua dekade lalu, Angkatan Udara Turki berhenti melengkapi pesawatnya untuk menjatuhkan B-61. Sekarang, bom di Incirlik hanya bisa digunakan jika pilot AS pertama-tama menerbangkan pesawat berkemampuan nuklir di sana untuk memuatnya.

Bom-bom itu ditinggalkan di Turki bahkan setelah upaya kudeta tahun 2016 terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan menimbulkan kekhawatiran serius tentang nasib puluhan senjata berbahaya tersebut. Setelah kejadian itu, Departemen Pertahanan dan Departemen Energi AS mulai merencanakan cara mengambil 50 bom nuklir di pangkalan Incirlik, tetapi tidak benar-benar membawanya pulang ke AS.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3315 seconds (0.1#10.140)