China Kalahkan AS Setelah Berhasil Cetak 206 Unicorn

Kamis, 24 Oktober 2019 - 09:30 WIB
China Kalahkan AS Setelah Berhasil Cetak 206 Unicorn
Cetak 206 Unicorn, China Kalahkan Amerika Serikat. Ilustrasi
A A A
NEW YORK - Raja startup dunia kini dipegang oleh China. Jumlah unicorn asal China kini bahkan mengalahkan Amerika Serikat (AS). Berdasarkan laporan Hurun, China memproduksi 206 unicorn, sedangkan AS hanya 203. Unicorn adalah startup yang memiliki valuasi melampaui USD1 miliar (Rp14 triliun).

China dan AS menjadi rumah bagi lebih dari 80% unicorn di dunia. Keduanya terus bersaing di dalam ekonomi hingga terjadi perang dagang. “China dan AS mendominasi unicorn di dunia, meski mewakili hanya separuh PDB dunia dan seperempat populasi dunia,” kata Chairman Hurun, Rupert Hoogewerf, dikutip BBC.

Kemenangan China dalam sektor startup menunjukkan penguatan perusahaan inovasi dunia. Mereka tetap berkembang di tengah tekanan perang dagang yang digaungkan Amerika Serikat.

"Keluasan dan keberagaman perusahaan startup yang relatif kecil serta berbasis teknologi menjadi rival utama dengan Silicon Valley," kata Paul Haswell, analis dari firma hukum internasional Pinsent Masons. Tantangan saat ini adalah apakah ledakan perusahaan startup tersebut akan terus berlanjut di China atau tidak.

“Apalagi, ekonomi China menghadapi tantangan yang berat," paparnya dilansir South China Morning Post. Haswell menjelaskan, kebanyakan investasi pada unicorn China didominasi investor dari Daratan China. Namun, banyak investor China kini memperkuat ikat pinggangnya. "Kita melihat banyak tantangan unicorn ke depannya," ujarnya.

Hurun Global Unicorn List merilis firma perusahaan pemodal AS Sequoia Capital menjadi investor terbesar di dunia dengan berinvestasi di 92 unicorn, sedangkan perusahaan internet China, Tencent Holdings berinvestasi pada 46 unicorn. Kalau konglomerasi Jepang Softbank hanya 42 unicorn.

Laporan tumbuh pesatnya startup China muncul di saat ketegangan antara dua ekonomi besar dunia tersebut. AS dan China terlibat dalam perang dagang sejak tahun lalu. Pertarungan juga merambah ke sektor teknologi. Perusahaan telekomunikasi China Huawei menjadi pusat ketegangan.

AS menuding Huawei-perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia-mengancam keamanan nasional Washington. Presiden AS Donald Trump pun memberlakukan sanksi dan pembatasan bagi Huawei. Huawei membantah tudingan tersebut. Mereka menuding AS mencoba untuk menghalangi ambisi teknologi China yang berkembang sangat pesat.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2981 seconds (0.1#10.140)