Kekeringan Parah, 233.500 Warga Jateng Kesulitan Air Bersih

Selasa, 22 Oktober 2019 - 14:40 WIB
Kekeringan Parah, 233.500 Warga Jateng Kesulitan Air Bersih
Sejumlah warga Ploso, Randuacir, Argomulyo, Salatiga saat antre air bersih bantuan IKA Undip, Senin (21/10/2019). Foto/DOK.IKA UNDIP
A A A
REMBANG - Kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah kian meluas. Kini terdapat setidaknya 1.201 desa terdampak kekeringan hingga warga kesulitan mendapatkan air bersih.

Ratusan desa tersebut tersebar di 314 kecamatan di 31 kabupaten/kota. Terdapat sekitar 233.500 orang atau 58.375 kepala keluarga (KK) yang terdampak kesulitan air.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah terus memberikan bantuan air bersih ke daerah-daerah. Bahkan bantuan air dari BPBD kabupaten/kota maupun provinsi dan sejumlah pihak lain sejauh ini mencapai 21.557 tangki atau 101.740.800 liter air.

"Total ada 903.831 jiwa yang terdampak atau 241.751 KK," kata Kepala BPBD Jateng, Sudaryanto, Selasa (22/10/2019).

Selain bantuan air bersih, juga dilakukan upaya spiritual dengan menggelar salat istisqa. Salat digelar di Alun-Alun Kabupaten Rembang setelah upacara peringatan Hari Santri Nasional.Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang turut mengikuti salat istisqa mengatakan, di sebagian besar wilayah di Jawa Tengah saat ini masih dilanda kekeringan. Meski sempat turun hujan, tapi intensitasnya masih sangat rendah.

"Sekarang kita berkumpul dengan para santri, kiai dan masyarakat untuk memohon agar segera diberi curah hujan," kata Ganjar.

Untuk mengatasi kekeringan tersebut, Ganjar menyampaikan upaya secara fisik telah dilakukan. Melengkapi itu, upaya batin atau spiritual juga dilakukan. Bukan kali ini saja, pada Jumat, 18 Oktober juga dilaksanakan salat istisqa di Masjid Agung Jawa Tengah.

"Setelah upaya fisik, kita juga melakukan upaya batin, spiritual. Boleh percaya boleh tidak, kemarin alhamdulilah (di Semarang dan sekitarnya) hujan," katanya.

Ganjar berharap dengan upaya fisik dan spiritual tersebut hujan akan segera turun. Meskipun telah diprediksi bakal diguyur pada akhir Oktober, Ganjar mengatakan terus berupaya agar kekeringan di wilayahnya tidak menimbulkan permasalahan serius.

"Semoga akhir Oktober hujan turun. Kemarin juga telah koordinasi deng BMKG, mereka bilang akhir Oktober bakal turun hujan," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7408 seconds (0.1#10.140)