Kepala Cabang ACT dan Pengurus MRI DIY-Jateng Dilatih Kerelawanan Profesional

Minggu, 20 Oktober 2019 - 15:00 WIB
Kepala Cabang ACT dan Pengurus MRI DIY-Jateng Dilatih Kerelawanan Profesional
Pembina ACT dan MRI Ahyudin memberikan sambutan saat pembukaan kuliah visi kerelawanan di Akademi Relawan Indonesia (ARI) Gondanglegi, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Minggu (20/10/2019) siang. Foto/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
SLEMAN - Akademi Relawan Indonesia (ARI) memberikan kuliah visi kerelawanan bagi kepala cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan pengurus Masyarakar Relawan Indonesia (MRI) di DIY dan Jawa Tengah, di kampus ARI Gondonglegi, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Minggu (20/10/2019).

Kegiatan ini untuk melatih kepala cabang ACT dan pengurus MRI DIY Jateng dalam membuat program, konsep strategi dan implementasi kerelawanan di daerah masing-masing serta menjadikan relawan yang profesional.

Pembina ACT dan MRI Ahyudin mengatakan kuliah visi kerelawanan bagi kepala cabang ACT dan pengurus MRI DIY Jateng ini penting. Sebab sebagai bangsa yang sering berhadapan dengan bencana memerlukan kerelawanan yang profesional. Sebab tidak mungkin dalam menghadapi bencana yang berisiko ditangai oleh sumber daya manusia (SDM) yang tidak profesional.

Untuk itu melalui kegiatan ini, bukan hanya untuk mengesplorasi visi misi kerelewanan Indonesia, namun juga untuk membentuk relawan yang profesional untuk menanggani masalah kebangsaan, seperti bencana alam. Apalagi kerja kerelawanan ini tidak hanya saat ada bencana alam.

Namun juga bencana alam yang bersifat laten, yaitu kemiskinin. Sehingga juga hatus berkiprah untuk membantu degan program bagi solusi kemiskinan. “Jadi mindset, mastering program dan konsep stretegi kerelawanan yang akan dibahas dalam kuliah visi kerelawanan ini,” kata Ahyudin usai membuka kuliah visi kerelawanan di ARI, Gondanglegi, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Minggu (20/10/2019) siang.

Ahyudin menjelaskan program ARI ini akan memberikan training tiga bulan, setelah itu para peserta diharapkan akan memiliki mainset, strategi dan konsep program kerelawanan yang bagus, serta mampu menginisiasi organisasi kerelawanan di tempatnya masing-masing dan membuat program nyata untuk membantu masyarakat.

“Aktivitas kerelawanan bukan hanya fisik, namun juga non fisik dan edukasi, maka kerelawanan tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kemanusiasan, kedermawanan dan kerelawanan,” paparnya.

Menurut Ahyudin tidak ada aktivitas kemanusian dan kedermawanan yang hebat tanpa kerelawanan, begitu juga tidak ada kerelawanan yang hebat tanpa kemanusian dan kedemaawaan. Itulah formulasi kerelawanan, antara kemanusian, kedermanwaan dan kerelawanan yang menjadi satu kesatuan.

Sehingga dalam kuliah visi kerelawanan ini para peserta akan mendapatkan materi bagaimana membuat mindset tentang kerelawanan, konsep kerja dan bagaimana bisa mengimplementasikan di masyarakat.

“Diharapkan setelah mengikuti program ini para peserta saat kembali bisa membuat organisasi kerelawanan di tempatnta masing-masing. Dan setelah ini, untuk training kerelawnanan berikutnya akan menyasar kepada pengurus OSIS SLTA DIY. Ditargetkan mereka bisa membuat kerelawanan dan organisasi di sekolah,” terangnya.

Kepala Akademi Relawan Indonesia, Andi Perdana mengatakan jumlah peserta kuliah visi kerelawanan ini ada 80 orang, terdiri dari kepala cabang ACT dan pengurus MRI DIY Jateng dan merupakan kegiatan pertama dan acara yang sama akan diadakan di daerah lain. Untuk ARI sendiri baru ada di DIY.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8662 seconds (0.1#10.140)