Tahun Politik, Perayaan Imlek di Semarang Digelar Sederhana

Kamis, 24 Januari 2019 - 15:20 WIB
Tahun Politik, Perayaan Imlek di Semarang Digelar Sederhana
Atraksi barongsai meramaikan puncak perayaan Imlek di Kelenteng Tay Kak Sie, Semarang pada 2018. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
SEMARANG - Puncak perayaan Tahun Baru Imlek 2570 di Kelenteng Tay Kak Sie Gang Lombok, Kota Semarang , bakal digelar secara sederhana. Hal ini menyelaraskan dengan situasi ekonomi politik dalam negeri menjelang Pemilu 2019.

"Puncak Imlek nanti tidak akan menggelar acara besar-besaran. Akan dibuat sederhana saja, karena situasi ekonomi politik negeri ini sedang kurang stabil," kata pengurus Yayasan Klenteng Tay Kak Sie, Andre Wahyudi, Kamis (24/1/2019).

"Yang penting momennya adalah merayakan Imlek. Sembahyang di kelenteng, begitu saja," ujarnya.

Menurut Andre, Tahun Baru Imlek bagi warga Tionghoa merupakan momen untuk berkumpul dengan keluarga. Sudah menjadi tradisi, warga Tionghoa yang jauh akan pulang kampung. Mereka akan berkumpul di rumah keluarga besar.

"Di kelenteng memang jarang mengadakan acara, selain ibadah di hari Imlek. Ya karena takutnya akan mengganggu aktivitas berkumpul dengan keluarga," tutur Andre.

Sementara, perayaan Imlek 2570 di Tay Kak Sie akan berlangsung selama 15 hari hingga tradisi Cap Go Meh. Selama rentang waktu tersebut, tersaji beragam menu khas Imlek. Seperti kue ranjang atau dodolnya orang Tionghoa yang biasa dibuat sebelum perayaan tahun baru, sampai lontong opor untuk hari ke-15 atau hari terakhir perayaan.

Andre menyebutkan, pada 29 Januari akan digelar saksin atau Pekong Naik. Ritual tersebut menggambarkan para dewa atau sindu yang berada di altar kelenteng sedang "naik ke langit".

"Paska Pekong Naik, pada 30 Januari akan digelar bersih-bersih patung para dewa. Dan sebelumnya, pada 27 Januari ada pembagian ribuan angpau bagi para lansia Tionghoa," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3542 seconds (0.1#10.140)