Balita asal Kulonprogo Menderita Kanker Otot, Butuh Bantuan

Sabtu, 19 Oktober 2019 - 11:45 WIB
Balita asal Kulonprogo Menderita Kanker Otot, Butuh Bantuan
Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo saat menjenguk balita penderita kanker otot di Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo.Foto/iNews.id/Kuntadi
A A A
KULONPROGO - Apa yang dialami Anggi Indrayati Terisma, warga Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo sungguh memprihatinkan. Balita berusia 3,5 tahun itu hanya tergolek lemas di tempat tidur lantaran menderita kanker otot.

Tubuh balita ini pun semakin kurus. Kedua tangan dan kakinya semakin mengecil. Hanya perut bocah ini yang terus membesar hingga seukuran bola kaki.

Anggi pun semakin sulit bernapas. Dua selang alat bantu pernapasan selalu menancap di hidung bocah itu agar bisa menghirup udara.

Bocah malang itu sudah setahun ini diserang penyakit kanker otot (rabdomiosarkoma) yang menyerang jaringan otot dan jaringan ikat.

Anggi merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Eko Ariyanto (41) dan Suyati (38). Ayahnya hanyalah buruh serabutan, sedangkan ibunya tidak bekerja dan fokus merawat Anggi yang hanya tergolek di tempat tidur.

Menurut Suyati, anaknya mulai mengeluh sakit pada kandung kemihnya awal 2018 lalu. Saat itu, dia kerap kesakitan ketika hendak kencing. Setelah diperiksakan ke puskesmas dan dirujuk ke RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, baru diketahui jika Anggi didiagnosa mengidap Rabdomiosarkoma.

"Di (RSUP) Sardjito hanya dibiopsi untuk diketahui kankernya ganas atau tidak. Setelah itu baru diketahui kalau Anggi menderita rabdomiosarkoma," katanya, Jumat (18/10/2019).

Tim dokter, kata dia, belum berani melakukan operasi sebelum perutnya mengecil. Dokter hanya menyarankan agar anaknya menjalani kemoterapi sampai beberapa kali. Bahkan keluarga juga mencoba pengobatan alternatif dan perut Anggi kembali mengecil dan bisa beraktivitas normal.

Namun kondisi ini tidak berlangsung lama. Mulai awal Juni lalu kondisi Anggi kembali menurun dan perutnya kembali membesar. Dokter yang memeriksa tetap tidak berani melakukan operasi.

Bahkan penyinaran yang dilakukan tiga kali belum berhasil. Dokter memilih menghentikan agar tidak berdampak pada organ vital lainnya. “Di rumah sakit pakai BPJS, tetapi lainnya harus sendiri,” ujarnya.

Setiap bulan, keluarga ini minimal mengeluarkan Rp1,4 juta untuk membeli propolis. Suyati pun hanya mengandalkan bantuan dari para dermawan. “Kami ingin anak saya sembuh dan bisa seperti dulu,” ucapnya.

Kondisi kesehatan Anggi, menyentuh perhatian pemerintah kabupaten (Pemkab) Kulonprogo. Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo menyempatkan diri menjenguk balita malang itu di rumahnya.

Bersama dengan Forum CSR, Sutedjo menyerahkan bantuan kepada keluarga balita itu. "Kalau melihat seperti ini, hati siapa yang tidak terenyuh. Saya mengetuk para dermawan untuk bersama-sama membantu anak ini," kata Sutedjo.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8936 seconds (0.1#10.140)