Delapan Candi di Kabupaten Sleman Kini Tidak Gratis Lagi

Sabtu, 19 Oktober 2019 - 11:12 WIB
Delapan Candi di Kabupaten Sleman Kini Tidak Gratis Lagi
Pemkab Sleman resmi menarik retribusi bagi wisatawan yang berkunjung ke delapan candi di wilayahnya, salah satunya Candi Kalasan. FOTO/DOK.KORAN SINDO
A A A
SLEMAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman akan menarik retribusi bagi wisatawan yang berkunjung ke delapan candi di wilayah Sleman. Masing-masing Candi Gebang, Sambisari, Kedulan, Kalasan, Sari, Banyunibo, Barong, dan Ijo.

Kepastian ini setelah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Pemkab Sleman menandatangi kerja sama pemanfaatan delapan candi tersebut sebagaiobjek wisata di Sleman, Jumat (18/10/2019).

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman Sudarningsih mengatakan, perjanjian kerja sama ini mengatur tentang retribusi, petugas penariknya, dan pemanfaatan hasil retribusi di delapan candi tersebut dan akan berlaku selama tiga tahun terhitung sejak 1 Januari 2020. Selanjutnya akan dipantau dan dievaluasi pelaksanaannya paling sedikit satu tahun sekali.

"Kerja sama dapat diperpanjang masa berlakunya atas persetujuan tertulis kedua belah pihak," kata Ning, panggilan akrab Sudarningsih, Sabtu (19/10/2019).

Sebenarnya objek wisata candi Gebang,Sambisari, Kalasan, Sari, Banyunibo, Barong dan Ijo sudah menarikretribusi. Setelah ada perjanjian kerja sama ini ditambah candiKedulan, sehingga jumlahnya menjadi delapan.

Ning menjelaskan, dengan adanya perjanjian kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengoptimalkan koordinasi kedua pihak dalam rangka pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi tiket candi-candi dengan pembagian 40%:60%.

"Kerja sama ini sangat strategis, bagaimana benda cagar budaya bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar," katanya.

Menurut Ning, dengan bertambahnya delapan candi sebagai objek wisata tersebut bukan hanya unruk pengembangan pariwisata tapi juga menguatkan predikat Sleman sebagai kota seribu candi. Saat ini di Sleman tercatat ada 185 candi dan situs cagar budaya. Untuk itu terus melakukan beragam terobosan guna mengangkat potensi candi sebagai destinasi wisata. Di antaranya dengan membangun akses jalan masuk maupun pos serta fasilitas penduung, seperti musala dan toilet.

"Untuk promosi destinasi wisata candi, yakni dengan menggelar even internasional, sepertiSleman Tempel Run maupun Festival Tujuh Candi," katanya.

Pada tahun ini Sleman menargetkan 10.000 kunjungan wisatawan pada 2019. Dari jumlah itu, hingga September sudah tercatat ada 6.000 wisatawan datang ke Sleman. Ning pun optimistis target akan tercapai.

Bupati Sleman Sri Purnomo menambahkan, pengelolaan candi membutuhkan landasan hukum yang jelas, terutama agar tidak ada kesalahan administrasi. Sleman selama ini telah melakukan kerja sama dengan Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) dalam merawat delapan candi tersebut.

"Kami berharap setelah ada kerja sama ini, pengelolaan delapan candi tersebut akan semakin maksimal, terutama untuk menjadi destinasi wisata yang menarik, sehingga akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sleman," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4048 seconds (0.1#10.140)