Is Fatimah Resmi Jadi Guru Besar Bidang Kimia UII

Kamis, 17 Oktober 2019 - 21:25 WIB
Is Fatimah Resmi Jadi Guru Besar Bidang Kimia UII
Dosen FMIPA UII Is Fatimah membacakan pidato pengukuhan guru besar bidang kimia auditorium Abdulkahar Mudzakkir, kampus terpadu UII, Jl Kaliurang Km.14,5, Ngaglik, Sleman, Kamis (17/10/2019). FOTO/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
SLEMAN - Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta resmi menjadi guru besar UII. Kepastian ini setelah Is Fatimah dikukuhan menjadi guru besar bidang kimia UII, Kamis (17/10/2019).

Pengukuhan tersebut dilaksanakan dalam rapat terbuka senat auditorium Abdulkahar Mudzakkir, kampus terpadu UII, Jalan Kaliurang Km 14,5, Ngaglik, Sleman. Is Fatimah merupakan guru besar ke 19 yang dimillki UII.

Is Fatimah dalam pidato pengukuhan guru besar yang berjudul Pengembangan Material Maju dalam Mendukung Pengembangan Kimia Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan menyoroti tentang dalam positif dan negatif dengan adanya kemajuan teknologi di era 4.0 terutama aktivitas industri kimia. Sebab meski setiap aktivitas dan kebutuhan manusia, seperti sandang, pangan, papan bahkan alat telekomunikasi, tidak lepas dari bahan kimia. Namun aktivitas industri kimia sering dianggap sebagai sumber dari adanya dampak negatif.

“Pada perkembangan saat ini, kimia hijau berperan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada berbagai lini,” papar Is Fatimah dalam pidatonya.

Untuk itu jurusan Kimia UII melakukan ihtiar dengan pengembangan kimia hijau, melalui peta jalan laboratorium riset advanced material for energi and environment (MEE). Fokus penelitian adalah pada pengembangan material maju berbahan mineral dan bahan alami pada preaprasi katalis, adsorben dan nanopartikel untuk aplikasi pada berbagai reaksi baik dalam penyediaan bahan kimia penting, energi terbarukan, dan pengolahan limbah organik atau zat warna. “Dari pengembangan ini telah menghasilnya empat hak paten,” jelasnya.

Rektor UII, Fathul Wahid mengatakan, dengan bertambahnya guru besar tersebut bukan hanya untuk meningkatkan kualitas UII, baik dari sisi akademis maupun lulusannya, namun juga untuk mendukung pengembangan UII sebagai perguruan tinggi bereputasi internasional yang dibangun di atas keunggulan kompetitif (inovasi), manajemen mutu dan nilai-nilai organisasi.

“Dimana pembangunan itu bertumpu pada empat kapabilitas institusi. Di antaranya sumber daya manusia (capital), tiga lainnya kepemimpinan, konten, dan proses atau sistem,” katanya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2390 seconds (0.1#10.140)