Cerita Badut Polisi: Bikin Geli dan Menginspirasi

Kamis, 17 Oktober 2019 - 20:18 WIB
Cerita Badut Polisi: Bikin Geli dan Menginspirasi
ipda Agung Sugiarto anggota Ditlantas Polda Jawa Tengah yang beberapa tahun terakhir menjadi badut beragam karakter. FOTO/iNews.id/Taufik Budi
A A A
SEMARANG - Badut selalu menjadi daya tarik bagi setiap anak-anak pada beragam perhelatan. Namun, apa jadinya jika polisi yang biasanya menenteng senjata dan terkesan angker turut memerankan sebagai badut ?

Dialah Aipda Agung Sugiarto anggota Ditlantas Polda Jawa Tengah yang beberapa tahun terakhir menjadi badut beragam karakter. Di antaranya badut wayang, badut zebra, dan tentu saja badut polisi.

"Upayakan kita menggunakan hati, perasaan menghadapi situasi apa pun. Contohnya dengan adik-adik usia dini, ada adik-adik yang fasenya takut dengan badut pasti dia akan teriak," kata Agung di sela acara Police Goes to Campus KaPeKa (Kampus Pelopor Keselamatan), di Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Kamis (17/10/2019).

"Pada saat mereka takut kita akan beri gerakan yang menarik dia, agar melihat kita, contohnya dengan gerakan-gerakan lucu. Coba kalau kita gerakannya kaku, pasti tidak akan menarik. Contohnya ya Halooo adik-adik, selamat pagi semuanya," tapi kalau badutnya," lugasnya seraya memberi contoh gerakan lucu.

Bukan perkara mudah menjadi badut yang terlihat hanya menggoyang-goyangkan tubuh dan tangan. Dia harus mengenakan kostum badut yang tebal dengan perut besar. Demikian pula bagian kepala yang juga tak kalah besar.

"Sebenarnya tidak terlalu berat kostumnya, tapi panas. Apalagi kalau di jalan, panas banget. Itu di bagian kepala ada kipasnya, pakai baterai. Tapi kalau kipas muternya enggak kenceng ya sama saja masih panas di tubuh. Jadi kita harus sering minum," tuturnya.

"Kalau di Polda Jateng ini, setiap polres juga punya badut zebra, karena kita satu visi misi maka semua disamakan supaya tidak ada badutnya berbentuk lain. Jadi memang karakternya demikian, yang penting ciri khas zebra. Mungkin ada karakter lain berupa boneka lain, enggak masalah yang penting harus ada ikonnya zebra," imbuhnya.

Dia mengaku mendapatkan pelatihan memerankan karakter badut selama dua bulan di Jakarta. Selama masa tersebut, dia bersama sejumlah anggota polisi harus berinteraksi dengan ratusan anak-anak TK mulai mengajar hingga bermain bersama.

Sebagai anggota polisi, mereka memiliki tanggung jawab sebagai pelindung masyarakat sekaligus menanamkan mental keselamatan berkendara di jalan. Untuk itu, perlu dilakukan langkah-langkah strategis yang mudah diterima oleh anak usia dini.

"Contohnya menggunakan helm. Kita beri pembelajaran tentang helm, ini lho cara pakai helm yang benar. Supaya adik-adik bisa melihat kita juga bawa helm. Helm itu gunanya untuk apa, kita peragakan. Ada saatnya bermain, bercanda, bernyanyi, juga pembelajaran. Jadi pembelajaran kita combine supaya tidak bosan. Ini yang namanya interpersonal skill," terangnya.

"Inilah kita masuk di kategori public speaking. Jadi ada ice breaking juga, ada fase bermain, kemudian fase penekanan-penekanan, supaya adik-adik itu suka memperhatikan, dan pada saat memperhatikan pasti memorinya menerima apa yang kita sampaikan. Contohnya apabila berkendara roda dua, roda empat pastikan helm dan sabuk keselamatan berbunyi klik.

"Pastinya 5, 10, bahkan 20 tahun ke depan dia akan ingat bahwa berkendara sepeda motor harus pakai helm. Kemudian kalau pakai mobil, safety belt dipakai," tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0661 seconds (0.1#10.140)