Jika Dipilih Jadi Menag, Rektor UIN Yogya Akan Sertifikasi Khatib

Kamis, 17 Oktober 2019 - 14:01 WIB
Jika Dipilih Jadi Menag, Rektor UIN Yogya Akan Sertifikasi Khatib
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi akan menyertifikasi para khatib jika dipilih menjadi Menteri Agama (Menag) oleh Presiden Jokowi. FOTO/iNews.id/Gunanto Farhan
A A A
YOGYAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) telah rampung memilih nama-nama yang akan masuk dalam Kabinet Kerja Jilid II. Susunan kabinet itu akan diumumkan setelah Jokowi dilantik menjadi Presiden RI periode 2019-2024 pada 20 Oktober 2019 nanti.

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi mengaku siap apabila ditunjuk menjadi Menteri Agama (Menag) di Kabinet Kerja jilid II Jokowi-Maruf Amin.Yudian mengaku sudah memiliki program, salah satunya melakukan sertifikasi khatib atau penceramah salat Jumat dalam rangka memberantas radikalisme.

Pada Juli 2019, Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menyepakati dua nama untuk diajukan menjadi calon Menag. Calon pertama adalah dirinya selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga, calon kedua adalah Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Fauzul Iman.

"Misalnya, kalau bener ini ya, saya belum tahu kan, tunggu beberapa hari lagi. Tapi andai kata benar saya jadi menteri (Menag), itu akan saya sertifikasi para khatib," kata Yudian di sela-sela Pembukaan Peringatan Hari Santri Nasional di Gedung Prof Dr H M Amin Abdullah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Rabu (16/10/2019).

Menurut Yudian, penceramah di masjid-masjid BUMN harus mendapatkan izin dari pemerintah. Demikian juga dengan penceramah di masjid-masjid sekolah negeri mulai dari sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi.

"Kita akan tertibkan, tidak bisa lagi hanya main sepihak. Andai kata benar (menjadi Menag) lho itu, akan bekerja sama dengan kepolisian dan sebagainya," kata dia.

Yudian mengatakan, program itu memang hanya bisa diwujudkan apabila dirinya dipilih sebagai menag. Kendati siap menjalankan tugas sebaik-baiknya jika menjabat menag, Yudi menegaskan tidak akan pernah melakukan lobi-lobi politik untuk masuk kabinet.

"Kalau tidak menag nanti saya didalili (diceramahi dengan dalil). Kalau tidak menag tidak punya otoritas untuk itu," kata dia.

Yudian menilai bahaya radikalisme di Indonesia harus segera ditindaklanjuti hingga ke akarnya. Peristiwa teroris penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu telah menunjukkan bahwa bahaya radikalisme masuk level satu atau darurat.

"Ini menunjukkan eskalasinya mereka (teroris) sangat berani dan mereka sangat mengejar sasaran-sasaran tingkat tinggi. Kalau tingkat tinggi saja kena, yang tingkat bawah kena tidak nanti? itu masalahnya," kata Yudian.

Sebelumnya, Menag Lukman Hakim Saifuddin juga pernah mengangkat wacana sertifikasi khatib atau penceramah salat Jumat. Hingga kini wacana yang bersumber dari aspirasi masyarakat itu belum diterapkan dan masih dalam kajian.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8612 seconds (0.1#10.140)