Gus Mus : Medsos Dapat Mempersatukan dan Menimbulkan Kebencian

Rabu, 16 Oktober 2019 - 11:49 WIB
Gus Mus : Medsos Dapat Mempersatukan dan Menimbulkan Kebencian
Gus Mus saat hadir dalam acara Ngaji Kebangsaan di Lapangan Widya Puraya Kampus Undip Tembalang, Semarang, Selasa (15/10/2019) malam. FOTO/SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Ulama kharismatik asal Rembang, Kyai Musthofa Bisri menyatakan bahwa ragam latar belakang dan kepribadian masyarakat Indonesia seharusnya bisa merekatkan persatuan.

Budayawan yang akrab disapa Gus Mus itu mencontohkan generasi orang tua terdahulu yang selalu menjaga kerukunan sosial masyarakat.

"Keberagaman sudah ada sejak dahulu yang bisa memperkuat Bangsa. Seperti salah satu ciri khas rumah orang Indonesia dahulu yakni memiliki sumur dan kendi (tempat air berasal dari tanah liat) berisi air di depan rumah," ungkap Gus Mus pada acara Ngaji Kebangsaan dalam rangkaian Dies Natalis Undip ke-62 di Lapangan Widya Puraya Kampus Undip Tembalang, Semarang, Selasa (15/10/2019) malam.

"Orang dahulu membuat sumur di depan rumah, kemydian disediakan kendi berisi air matang. Dengan maksud jika ada orang lewat dapat digunakan untuk minum dan membasuh muka," ungkapnya.

Menurutnya, kegaduhan bangsa saat ini dikarenakan banyak orang yang lupa bahwa bangsa Indonesia merupakan rumah bersama. Jika antarindividu, kelompok dan semua elemen bangsa saling mencintai, negara akan selalu damai, tenteram dan rukun.

"Guru-guru saya di pondok pesantren dulu mengajarkan bahwa Indonesia adalah rumah kita. Lahir, hidup dan nanti dikebumikan di Indonesia, maka rawat baik-baik rumah ini," tandas Gus Mus.

Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk bijak dalam bermedia sosial (medsos). Karena medsos dapat mempersatukan dan menimbulkan kebencian.

"Dulu saya pernah dicemooh melalui medsos tentang fatwa saya yang menyatakan bidah salat Jumat di jalan raya. Karna jadi viral pelaku datang ke rumah Rembang dan minta maaf. Begitulah medsos, karena tidak tatap muka seringkali menulis seenaknya sendiri," tegasnya.

Sementara, Rektor Undip Profesor Yos Johan Utama kembali menegaskan bahwa Undip sebagai bentengnya NKRI. Sehingga, bagi mahasiswa Undip yang menganggu ideologi Negara, pihak kampus akan memberikan hukuman secara tegas.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9994 seconds (0.1#10.140)